Jum'at, 26/04/2024 07:10 WIB

Malnutrisi Tak Bisa Diobati Namun Bisa Dicegah

Jika stunting tidak segera dicegah, diprediksi 40 persen masa depan anak akan mengalami gagal pertumbuhan baik fisik maupun kognitif.

Indonesia menempati posisi kelima di dunia untuk masalah stunting (Foto: Ilustrasi/The Asian Parents)

Jakarta - Masalah nutrisi yang paling krusial menimpa anak Indonesia adalah stunting atau perawakan pendek dengan tumbuh kembang yang tidak optimal.

Tahukah Anda jika Indonesia menempati posisi kelima di dunia untuk masalah stunting, menandakan masalah ini harus segera dicegah.

Menurut Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K) dampak stunting jangka pendek bisa memengaruhi tingkat kognitif atau IQ, fungsi kekebalan tubuh dan hambatan perkembangan sementara jangka panjang bisa obesitas.

"Cara paling efektif mencegah stunting ialah dengan dimulai dari 1000 Hari Pertama Kelahiran anak, yakni mulai 270 hari di kandungan dan 2 tahun pertama usia anak," ujarnya di Jakarta, Senin (21/5).

Pencegahan dimulai dengan nutrisi antenatal (270 hari), pemberian nutrisi yang tepat bukan hanya dari makanan taii juga aliran darah ke plasenta bayi.

Mengapa penting? lanjut dr Damayanti, agar bayi tidak mengalami Large for Gestational Age atau pertumbuhan bayi terhambat-sejak dalam kandungan yang bisa memicu bayi dengan berat lahir rendah.

"Hal itu memerlukan tindakan lebih kanjut lagi apabila bayi sudah lahir, karena bayi yang lahir prematur organ tubuhnya pun menyesuaikan dengan bentuk tubuh," ucapnya.  

Lalu diteruskan dengan nutrisi post natal yang meliputi pemantauan status gizi anak, mulai dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala serta lengan. Memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Air Susu Ibu eksklusif 6 bulan, tambahan Makanan Pendamping (MPASI) yang memenuhi gizi anak (protein, zat besi, seng, dan sebagainya).

KEYWORD :

Stunting Malnutrisi Anak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :