Jum'at, 26/04/2024 18:47 WIB

Trend Penyakit Lupus Ancam Perempuan Usia Produktif

LES dikenal sebagai

Media Briefing penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) di Ditjen P2P Kemenkes RI, Selasa (8/5).(Foto : Istimewa)

Jakarta - Angka kejadian penyakit tidak menular (PTM) setiap tahunnya terus meningkat, di antaranya adalah penyakit lupus. Lupus atau penyakit autoimun adalah kondisi saat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing (non-self) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self). Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat.

World Health Organization (WHO) mencatat jumlah penderita lupus di dunia hingga saat ini mencapai 5 juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu kasus baru. Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus.

"Tren ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2014, dengan ditemukannya 1.169 kasus baru. Tingginya angka kematian akibat lupus perlu mendapat perhatian khusus karena 25 persen atau sekitar 550 jiwa meninggal akibat lupus pada 2016," jelas dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementeriaan Kesehatan RI di Jakarta, Selasa (8/5).

Sebagian besar penderita lupus adalah perempuan dari kelompok usia produktif (15-50 tahun), meski begitu lupus juga dapat menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja. Data SIRS Online 2016 menunjukkan proporsi pasien rawat inap lupus berjenis kelamin laki-laki mengalami peningkatan dari 48,2 persen pada 2014 menjadi 54,3 persen pada 2016.

"Sementara pasien lupus berjenis kelamin perempuan mengalami penurunan dari 51,8 persen menjadi 45,7 persen," kata dr. Asjikin.

Lupus terdiri dari beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering dirujuk masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES). LES dikenal sebagai "Penyakit Seribu Wajah" merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini belum jelas penyebabnya.

"LES juga memiliki sebaran gambaran klinis yang luas serta tampilan perjalanan penyakit yang beragam, sehingga seringkali menimbulkan kekeliruan dalam upaya mengenalinya. LES dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah," jelas dr. Asjikin.

Meski hingga kini faktor risiko LES belum diketahui secara jelas, namun faktor genetik, imunologik dan hormonal, serta lingkungan diduga memegang peran penting sebagai pemicu.

KEYWORD :

penyakit lupus autoimun sehat sakit Kemenkes P2P




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :