Dari kiri ke kanan: Presiden Iran Hasan Rouhani, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Erdogan (Foto: Aljazeera)
Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov menuding pemerintah Amerika Serikat (AS) dan rekannya mengabaikan hukum internasional untuk memecah Suriah.
Komentan Lavrov itu disampaikan saat bertemu rekannya dari Turki dan Iran di Moskow pada Sabtu kemarin menyusul pembicaraan mereka tentang perang Suriah tujuh tahun, yang telah menewaskan ratusan ribu orang.
Dikutip dari Al Jazeera, pertemuan itu untuk mempersiapkan dasar bagi putaran ke sembilan pembicaraan Astana yang akan diadakan bulan depan di Kazakhstan, yang akan fokus pada isu-isu politik dan kemanusiaan. Ketiga menteri sepakat bahwa Suriah harus tetap menjadi entitas yang berdaulat dan utuh.
"Pernyataan Amerika yang mendukung integritas teritorial Suriah "hanyalah kata-kata yang, tampaknya, mencakup rencana untuk memformat ulang Timur Tengah dan rencana untuk membagi Suriah menjadi beberapa bagian", kata Lavrov, menambahkan Rusia, Iran dan Turki akan bekerja sama untuk memastikan kemerdekaan Suriah.Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mencatat, penting melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memastikan legitimasi solusi politik di Suriah, karena solusi militer apapun akan ilegal dan tidak berkelanjutan.
Turki Amerika Serikat Rusia Iran Suriah