Jum'at, 26/04/2024 06:00 WIB

Kenaikan Suhu Bumi Mengancam Keselamatan Manusia

kenaikan suhu yang mengakibatkan terjadinya kelembaban cenderung meningkatkan ancaman terhadap kesehatan manusia di beberapa bagian dunia.

ilustrasi kenaikan suhu bumi (Foto: UPI.com)

Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan Columbia University menemukan, kenaikan suhu yang mengakibatkan terjadinya kelembaban cenderung meningkatkan ancaman terhadap kesehatan manusia di beberapa bagian dunia.

Daerah tersebut meliputi Amerika Serikat bagian tenggara, Amazon, barat dan tengah Afrika, wilayah selatan semenanjung Timur Tengah dan Arab, India utara dan Cina timur.

Terkadang, kombinasi panas dan kelembaban tinggi di daerah ini bisa membuat orang tidak mungkin bekerja atau bahkan tak bisa bertahan, sehingga hal itu tentu akan menyebabkan kerusakan ekonomi.

"Kondisi yang kita bicarakan pada dasarnya tidak akan pernah terjadi sekarang, orang-orang di kebanyakan tempat tidak pernah mengalaminya," kata Ethan Coffel, seorang mahasiswa pascasarjana di Observatorium Bumi Columbia University.

"Tapi mereka diproyeksikan akan mendekati akhir abad ini," lanjut Coffel.

Dengan menggunakan model iklim global, para peneliti memetakan suhu bumi di masa depan dan diproyeksikan adanya gabungan dari panas dan kelembaban.

Eksperimen laboratorium itu telah menunjukkan pembacaan bola basah sebesar 89,6 derajat Fahrenheit adalah ambang batas di luar mana banyak orang akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas normal di luar. 

Namun, para peneliti memproyeksikan bahwa pada tahun 2070-an atau 2080-an, tanda tersebut dapat dicapai satu atau dua hari dalam setahun di tenggara AS, dan tiga sampai lima hari di beberapa bagian di Amerika Selatan, Afrika, India dan China.

"Dampak kesehatan manusia bergantung pada suhu dan kelembaban. Tubuh manusia efisien dalam menumpahkan panas melalui pendinginan evaporasi (berkeringat), bahkan pada suhu udara tinggi, jika kadar air rendah.

"Namun, dalam kondisi panas dan lembab, efisiensi pendinginan evaporatif melambat dan tubuh mungkin tidak dapat mempertahankan suhu inti yang stabil," tulis peneliti dilansir UPI. 

Hal ini dapat menyebabkan stres yang disebabkan sengatan panas, panas yang berlebihan, kram dan ruam panas.

"Ini bukan hanya tentang panas, atau jumlah orang. Ini tentang berapa banyak orang yang miskin, berapa banyak yang sudah tua, siapa yang harus pergi di luar untuk bekerja, yang memiliki AC. "

KEYWORD :

Pemanasan Global Bencana Alam Manusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :