PAN Masuk Koalisi, PKB: Koalisi Itu Menyangkut Pertemanan

Kamis, 26/08/2021 12:09 WIB

Jakarta, Jurnas.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyambut baik masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Koalisi parpol pendukung Pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin.

Bergabungnya PAN dalam Koalisi ditandai oleh kehadiran Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen PAN Eddy Soeparno dalam pertemuan petinggi Parpol dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Rabu (25/8/2021).

"Sebenarnya koalisi ini lebih menyangkut pertemanan," kata Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid, Kamis (26/8/2021).

Gus Jazil mengatakan, sekarang keadaan Indonesia sedang sulit, dan Pemerintahan menghadapi Covid-19 yang memang tidak mudah, makanya butuh kekompakan dan dukungan dari berbagai pihak.

Apalagi tahun-tahun kedepan bakal menjadi momentum penting secara politik, khususnya menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Jokowi-Kiai Ma’ruf pada 2024.

”Tentu Pak Presiden ingin kondisi masyarakat, kondisi sosial ekonomi ini pulih menjelang berakhirnya kepemimpinan beliau makanya masyarakat saya yakin mestinya memberikan apresiasi dukungan terhadap silaturahim yang dilakukan para elite parpol koalisi di Istana Negara,” tuturnya.

Kata Gus Jazil, pertemuan para petinggi parpol keoalisi tersebut setidaknya memberikan pesan positif kepada masyarakat bahwa di tengah kondisi sulit saat ini, para elite politik sudah duduk bersama dalam satu meja. ”Tentu kita tunggu apa kira-kira kebijakan berikutnya dari pertemuan ini,” urainya.

Gus Jazil menyebut PKB tidak mempermasalahkan masuknya PAN dalam koalisi. Sebab makin banyak kawan tentu makin baik. 

"Kami dari awal memang sebaiknya PAN lebih baik bersama-sama. Bagi PKB, dari awal tidak pernah cari musuh. Bagi PKB, seribu teman itu terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,” kata Gus Jazil.

Apakah nantinya jika PAN benar masuk koalisi berarti akan ada reshuffle kabinet? Gus Jazil mengatakan terlalu dini untuk membicarakan soal bagi-bagi kursi.

Semua belum tentu. Maka daripada berspekulasi, mendingan tunggu saja apa yang akan diambil atau tindak lanjut dari pertemuan Presiden dan para Ketum Parpol Koalisi.

"Pertemuann itu menurut saya lebih kepada pertemuan yang sesungguhnya lama tidak dilakukan parpol koalisi, giliran bertemu kita punya teman baru (PAN),” ujarnya.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, dimana rakyat mengalami banyak kesulitan, tidak cukup pantas untuk menilai pertemuan partai-partai politik kemudian langsung dipresepsikan untuk membicarakan bagi-bagi kursi.

“Menurut saya bukan itu yang menjadi kehendak rakyat saat ini. Tapi itu hak prerogatifnya Presiden. Bagi PKB, tanpa harus bertemu kalau Presiden mau mengganti atau menambah (menteri) silakan, itu hak prerogatifnya Presiden. Itulah yang selama ini PKB menghormati mana yang menjadi hak prerogatifnya Presiden,” tegas Gus Jazil.

Gus Jazil tidak melihat adanya upaya mempengaruhi hak prerogatif presiden. Jadi kalau Presiden mau mengambil, mengganti kursi menteri, hari ini, silakan dengan hormat.

Dan yang menjadi tolak ukurnya kemampuan kinerja kabinet yang di-reshuffle untuk menghadapi kondisi yang ada, bukan pada konteks bagi-bagi kursi dan menyebabkan kegemukan koalisi. Kalau itu yang terjadi, justru nanti akan menjadi masalah di detik-detik akhir.

Mengenai adanya dugaan bahwa bergabungnya PAN dalam koalisi pemerintahan untuk memuluskan agenda amandemen UUD, misalnya untuk memuluskan langkah perpanjangan masa jabatan presiden dan lainnya, menurut Gus Jazil, itu semua saat ini dalam kondisi pandemi bukan menjadi agenda yang diinginkan rakyat.

”Saya berharap pertemuan elite koalisi parpol itu memperbaharui hubungan-hubungan yang ada di dalam koalisi, dan yang menjadi topik utamanya adalah untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan orang per orang, kelompok per kelompok karena kita tahu rakyat ini sedang menderita,” katanya.

Politikus asal Bawean, Gresik, Jawa Timur ini juga berharap bahwa pertemuan tersebut untuk memperbaharui pola komunikasi yang selama ini ada di partai koalisi.

"Sebab apa? Kan polanya berubah karena Covid-19 sehingga kita semua patut untuk mendorong pertemuan ini bukan untuk agenda-agenda yang tidak untuk kepentingan rakyat,” pungkas Gus Jazil.

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan