Mesir Desak Warga Tunisia Hindari Eskalasi

Senin, 02/08/2021 08:20 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Mesir meminta warga Tunisia untuk menghindari eskalasi dan kekerasan di tengah ketegangan setelah presiden negara itu memecat pemerintah dan membekukan parlemen.

Pekan lalu, Presiden Tunisia Kais Saied memberhentikan pemerintahan Perdana Menteri Hichem Mechichi, membekukan parlemen, dan mengambil alih kekuasaan eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru.

Presiden Tunisia menegaskan bahwa tindakannya yang luar biasa dimaksudkan untuk "menyelamatkan" negara sementara para pengkritiknya menuduhnya mengatur kudeta.

"Mesir dengan cermat mengikuti perkembangan peristiwa di Tunisia dan menyatakan solidaritas penuhnya dengan rakyat Tunisia yang bersaudara dan aspirasi sah mereka," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan dilansir Middleeast, Senin (02/08).

Kemenlu Mesir menggarisbawahi perlunya untuk menghindari eskalasi dan menahan diri dari kekerasan terhadap lembaga-lembaga negara untuk mempertahankan keuntungan dan kemampuan rakyat Tunisia yang bersaudara.

Pernyataan itu menyuarakan harapan Mesir bahwa Tunisia akan mengatasi tantangan mereka dan bergerak maju untuk membangun masa depan yang lebih baik.

"Mesir percaya pada kebijaksanaan dan kapasitas Kepresidenan Tunisia untuk membawa negara itu keluar dari krisis ini secepat mungkin," tambahnya.

Tunisia dipandang sebagai satu-satunya negara yang berhasil melakukan transisi demokrasi di antara sekelompok negara Arab yang menyaksikan revolusi rakyat yang menggulingkan rezim yang berkuasa, termasuk Mesir, Libya, dan Yaman.

TERKINI
Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya Salma Hayek Manggung Bareng Madonna di Celebration World Tour Meksiko