Waspada! Ratusan Jurnalis Sedunia Jadi Target Penyadapan Israel

Senin, 19/07/2021 13:13 WIB

Washington, Jurnas.com - Penyelidikan yang melibatkan 17 organisasi media menemukan bahwa perusahaan mata-mata Israel, Pegasus, mendalangi peretasan 37 ponsel milik jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis HAM seluruh dunia.

The Washington Post, mengatakan Pegasus yang dilisensikan oleh NSO Group juga digunakan untuk menargetkan ponsel milik dua wanita, yang dekat dengan Jamal Khashoggi, kolumnis yang dibunuh di konsulat Saudi di Turki pada 2018.

Sementara itu The Guardian, mengatakan penyelidikan tersebut menemukan adanya penyalahgunaan yang meluas dan berkelanjutan dari perangkat lunak peretasan NSO.

Dikutip dari Reuters pada Senin (19/7), aplikasi tersebut menyusupkan malware dapat yang menginfeksi ponsel untuk memungkinkan ekstraksi pesan, foto dan email; merekam panggilan; dan diam-diam mengaktifkan mikrofon.

NSO mengatakan produknya dimaksudkan hanya untuk digunakan oleh intelijen pemerintah dan badan penegak hukum, untuk memerangi terorisme dan kejahatan.

Perusahaan itu juga menyangkal laporan 17 mitra media yang dipimpin oleh jurnalisme nonprofit Forbidden Stories, yang berbasis di Paris.

"Laporan oleh Forbidden Stories penuh dengan asumsi yang salah dan teori yang tidak didukung yang menimbulkan keraguan serius tentang keandalan dan kepentingan sumber. Sepertinya `sumber tak dikenal` telah memberikan informasi yang tidak memiliki dasar faktual dan jauh dari kenyataan," kata perusahaan itu dalam pernyataannya.

"Setelah memeriksa klaim mereka, kami dengan tegas menyangkal tuduhan palsu yang dibuat dalam laporan mereka," sambung NSO.

NSO mengatakan teknologinya tidak terkait dengan pembunuhan Khashoggi. Perwakilan NSO tidak bersedia memberikan informasi tambahan kepada Reuters pada Minggu (18/7) kemarin.

Kelompok hak asasi Amnesty International mengecam kurangnya regulasi perangkat lunak pengawasan. "Sampai perusahaan ini (NSO) dan industri secara keseluruhan dapat menunjukkan bahwa mereka mampu menghormati hak asasi manusia, harus ada moratorium segera atas ekspor, penjualan, transfer, dan penggunaan teknologi pengawasan," kata kelompok hak asasi itu dalam sebuah pernyataan.

Nomor telepon yang diduga ditargetkan NSO ada dalam sebuah daftar yang dikumpulkan oleh Forbidden Stories dan Amnesty International kepada 17 organisasi media.

Sebanyak lebih dari 1.000 orang yang tersebar di lebih dari 50 negara tertera dalam daftar, termasuk beberapa anggota keluarga kerajaan Arab, 65 eksekutif bisnis, 85 aktivis hak asasi manusia, 189 jurnalis, dan lebih dari 600 politisi dan pejabat pemerintah.

The Guardian menyebut lebih dari 180 jurnalis terdaftar termasuk reporter, editor dan eksekutif di Financial Times, CNN, New York Times, Economist, Associated Press dan Reuters.

"Kami sangat sedih mengetahui bahwa dua jurnalis AP, bersama dengan jurnalis dari banyak organisasi berita, termasuk di antara mereka yang mungkin menjadi sasaran spyware Pegasus," kata Direktur Hubungan Media AP Lauren Easton.

"Kami telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan perangkat jurnalis kami dan sedang menyelidikinya," tambahnya.

TERKINI
Narkoba, Selebgram Chandrika Chika Cs Dikirim ke Lido untuk Rehabilitasi 50 Musisi Akan Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024, Ada Tompi sampai Andien Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina untuk Ganggu Pasokan Senjata AS Rilis 11 Album, Musik Taylor Swift Dikritik Vokalis Pet Shop Boys Mengecewakan