WHO Rekomendasikan Obat Actemra dan Kevzara untuk Pasien COVID-19

Rabu, 07/07/2021 08:52 WIB

Zurich, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (6/7) merekomendasikan penggunaan obat radang sendir (arthritis) Actemra dari Roche dan Kevzara dari Sanofi, yang mengandung kortikosteroid untuk pasien COVID-19.

Disadur dari Reuters, keputusan itu diambil setelah data dari sekitar 11.000 pasien menunjukkan bahwa obat tersebut mampu mengurangi risiko kematian.

Sebuah kelompok WHO mengevaluasi terapi menyimpulkan, merawat pasien COVID-19 yang parah dan kritis dengan antagonis interleukin-6 ini yang menghalangi peradangan mengurangi risiko kematian dan kebutuhan akan ventilasi mekanis.

Menurut analisis WHO, risiko kematian dalam 28 hari untuk pasien yang mendapatkan salah satu obat radang sendi dengan kortikosteroid seperti deksametason adalah 21 persen.

Angka tersebut lebih renndah dibandingkan dengan risiko yang diasumsikan 25 persen di antara mereka yang mendapat perawatan standar. Artinya, untuk setiap 100 pasien yang mendapatkan obat itu, ada tambahan empat orang yang akan bertahan hidup.

Selain itu, risiko berkembang menjadi ventilasi mekanis atau kematian adalah 26 persen bagi mereka yang mendapatkan obat-obatan dan kortikosteroid, dibandingkan dengan 33 persen pada mereka yang mendapatkan perawatan standar.

WHO mengatakan bahwa berarti untuk setiap 100 pasien seperti itu, tujuh lagi akan bertahan hidup tanpa ventilasi mekanis.

"Kami telah memperbarui panduan perawatan perawatan klinis kami untuk mencerminkan perkembangan terbaru ini," kata pejabat Darurat Kesehatan WHO Janet Diaz.

Analisis ini mencakup 10.930 pasien, di antaranya 6.449 mendapat salah satu obat dan 4.481 mendapat perawatan standar atau plasebo. Penelitian itu dilakukan dengan King`s College London, University of Bristol, University College London dan Guy`s and St Thomas` NHS Foundation Trust dan diterbitkan pada  Selasa di Journal of American Medical Association.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pekan lalu mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat untuk Actemra untuk COVID-19. Itu setelah penggunaan off-label dalam pandemi mendorong penjualan sekitar sepertiga menjadi sekitar US$3 miliar pada tahun 2020.

Penjualan Kevzara naik 30 persen tahun lalu, Sanofi melaporkan.

Namun, pengujian Actemra dan Kevzara untuk pasien COVID-19 melibatkan trial and error, karena beberapa kegagalan muncul ketika perusahaan mencoba obat-obatan pada kelompok pasien yang berbeda.

WHO juga menyerukan lebih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses ke obat-obatan semacam itu di negara berpenghasilan terendah yang sekarang menghadapi lonjakan kasus dan varian virus COVID-19, ditambah dengan pasokan vaksin yang tidak memadai.

"Mereka adalah orang-orang yang perlu dijangkau oleh obat-obatan ini," kata Diaz.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2