Tiga Peneliti Muda Raih Beasiswa S2 dari Dexa Group

Kamis, 01/07/2021 18:27 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Tiga peneliti muda berhasil meraih beasiswa pendidikan S2 dan penelitian dari Dexa Group, setelah ketiganya dinyatakan keluar sebagai pemenang dalam Dexa Award Science Scholarship (DASS) 2021.

Ketiga peneliti muda itu ialah Jenifer Kiem Aviani alumni Institut Teknologi Bandung, Ni Putu Eka Krisnayanti alumni Universitas Udayana, dan Ahmad Ikhsanudin alumni Universitas Lampung.

Pimpinan Dexa Group, Ferry Soetikno mengatakan penyelenggaraan DASS ke-4 ini berhasil menarik minat ribuan peneliti muda Indonesia. Tercatat, 1.197 peserta berkompetisi untuk mendapatkan beasiswa DASS 2021.

"Program ini diarahkan untuk mencetak kader-kader ilmuwan Indonesia di masa depan yang mampu menggerakkan dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan menghasilkan produk dalam bidang farmasi dan kesehatan," kata Ferry dalam kegiatan `Virtual Ceremony Dexa Award Science Scholarship (DASS) 2021 pada Rabu (30/6) kemarin.

Ferry melanjutkan, saat ini ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku obat masih sangat tinggi, yakni mencapai 95 persen. Sementara ketergantungan pada impor alat kesehatan sebesar 94 persen.

Karena itu, untuk keluar dari problem ini maka dibutuhkan para saintis yang mampu mengupayakan terbosan. Dan DASS 2021, lanjut Ferry, merupakan komitmen Dexa Group untuk mencetak saintis di sektor kesehatan.

"Indonesia harus bisa bangkit dari pandemi Covid-19 melalui sinergi melahirkan inovasi untuk bangsa, agar sektor kesehatan dapat berdaulat untuk kesehatan masyarakat," ujar dia.

Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko yang hadir secara virtual menyampaikan apresiasi kepada Dexa Group atas terselenggaranya DASS 2021. Dia menyebut di tengah pandemi Covid-19 semua pihak harus memanfaatkan peluang melalui inovasi.

"Saya berharap akan semakin banyak juga industri lainnya yang terdorong dan termotivasi untuk mengikuti langkah mulia yang dilakukan Dexa Group, juga (apresiasi) kepada para inovator yang memenangkan kompetisi ini. Angkat topi atas usaha kalian," kata Moeldoko.

Hal senada disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang juga mendukung program pemberian beasiswa DASS.

Dia berharap program ini banyak melahirkan sumber daya tenaga kesehatan yang profesional, berkompetensi tinggi dan terus berinovasi pada dunia kesehatan.

"Saya berharap acara ini akan mendorong terciptanya inovasi-inovasi, dan beasiswa ini dapat digunakan agar sumber daya manusia dapat memanfaatkan pendidikan. Kami juga berharap dengan bergotong-royong, pandemi ini dapat segera dikendalikan dan memulihkan perekonomian nasional," ujar Airlangga.

Para pemenang dalam kesempatan itu menyampaikan rasa bahagianya menerima beasiswa DASS 2021. Jennifer, salah satunya, mengucapkan terima kasih kepada Dexa Group yang telah memberikan kesempatan baginya melanjutkan studi sekaligus penelitian.

"Beasiswa ini akan saya gunakan dengan baik dan saya akan pertangungjawabkan amanah yang diberikan kepada saya untuk menempuh studi dan penelitian yang baik. Semoga penelitian saya bisa dipublikasikan di jurnal internasional dan menjadi produk berguna bagi masyarakat," kata Jennifer.

Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito menyampaikan, komitmen Dexa Group menggelar beasiswa S2 dan penelitian ini, berkontribusi memperkuat sinergi pentahelix dalam penelitian dan pengembangan industri farmasi Indonesia, antara lembaga pendidikan, penelitian, industri farmasi yang melakukan hilirisasi penelitian, pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, serta masyarakat sebagai konsumen produk akhir, serta media yang selalu mendukung komunikasi dan edukasi kepada masyarakat secara umum.

"Riset dan inovasi kesehatan harus ditopang dengan sumber daya manusia yang kuat dan kompeten karenanya BPOM sangat mendukung dan menyambut baik program Dexa Award Science Scholarship yang difokuskan pada pendidikan dan penelitian di kesehatan termasuk obat dan juga obat herbal,” terang Penny.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nizam menekankan mengenaipentingnya pengembangan inovasi di bidang farmasi dan kesehatan.

Saat ini, lanjut Nizam, lebih dari 90% obat-obatan dan bahan baku obat masih diimpor. Dengan demikian, Indonesia membutuhkan lebih banyak peneliti di bidang farmasi.

"Program beasiswa ini agar melahirkan inovasi yang berguna bagi pengembangan obat-obatan dan bermanfaat bagi industri obat-obatan di tanah air," tutup Nizam.

TERKINI
Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya Salma Hayek Manggung Bareng Madonna di Celebration World Tour Meksiko DPR Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Baja Ilegal China