Kamis, 24/06/2021 18:21 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat mengusulkan program wajib kuliah bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut dia, ini merupakan program pembangunan pendidikan tingkat lanjut, setelah sebelumnya Indonesia memiliki program wajib belajar 12 tahun.
"Saya ingin menyampaikan suatu gagasan baru, yaitu wajib kuliah sebagai wujud keadilan sosial bidang pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Ojat di depan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, yang hadir dalam pembukaan Dies Natalis UT ke-37 dan Disporseni Nasional 2021 pada Kamis (24/6).
Program wajib kuliah, lanjut Ojat, selaras dengan misi SDM unggul yang menjadi fokus pemerintahan Joko Widodo di periode kedua.
Apalagi, jika melihat fakta di lapangan umumnya terdapat dua alasan masyarakat tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi, yakni alasan ekonomi alias ketiadaan biaya, dan geografis atau tidak memiliki akses ke perguruan tinggi.
Seluruh Parpol Disarankan Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
Kabinet 2024-2029 Harus Diisi Figur Kompeten dan Berintegritas
Indonesia Membutuhkan Demokrasi Gotong Royong
"Atas dasar itulah, sejak didirikan 37 tahun yang lalu sampai dengan saat ini, UT dihadirkan oleh pemerintah untuk menjawab dua persoalan tersebut. Pertama, UT secara konsisten menawarkan program pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang sangat terjangkau," ujar Ojat.
"(kemudian) UT dengan jargon `making higher education open to all` selama 37 tahun meualani bangsa sampai ke pelosok negeri, di pulau-pulau terpencil, yang tidak disentuh oleh PTN maupun PTS di Tanah Air," sambung dia.
Sementara itu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi keberadaan Universitas Terbuka, yang hingga saat ini telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dan bahkan telah bekerja sama dengan KBRI di 42 negara untuk memberikan fasilitas pendidikan tinggi bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Selain itu, sambung Bamsoet, UT juga menjadi jawaban atas belum optimalnya pemerataan akses pendidikan khusus pendidikan tinggi di Indonesia, di mana hanya 38 persen lulusan SMA/SMK yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
"Sistem pembelajaran jarak jauh Universitas Terbuka merupakan jalan keluar yang sangat cepat dalam menyongsong puncak bonus demografi kita 2045 mendatang," terang Bamsoet.
Pembukaan Dies Natalis Universitas Terbuka ke-37 bertema `Membangun SDM Unggul Melalui Digital Learning Ecosystem` juga diwarnai pemberian beasiswa selama delapan semester bagi mahasiswa UT penyandang disabilitas. Pemberian beasiswa ini implementasi pendidikan untuk semua.