Delapan Negara Sharing Knowledge tentang Pertanian Hidroponik Indonesia

Jum'at, 28/05/2021 16:02 WIB

Lembang, Jurnas.com - Kementerian Pertanian, bekerjasama dengan Non Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM-CSSTC), melakukan peningkatan kapasitas SDM pertanian tentang budidaya pertanian. Peningkatan dilakukan melalui kegiatan Online Training Course on Hydroponic Technology of Vegetable Cultivation.

Pelatihan berbasis Learning Management System (LMS) ini dilaksanakan 27-28 Mei 2021, dan diikuti oleh 54 peserta dari berbagai negara yaitu Fiji, Solomon, India, Nepal, Kamboja, Pakistan, Bangladesh, dan Indonesia.

Menjadi pemateri yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan bahwa peningkatan kualitas SDM pertanian menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian. "Salah satu fokus kita adalah meningkatan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian," ujar Mentan Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan kegiatan ini akan mendukung 3 program aksi BPPSDMP untuk mencapai visi dan misi yang dicanangkan Presiden RI dan Menteri Pertanian.

“Tiga program aksi adalah penguatan Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian), membangun 2,5 juta petani milenial dan mendukung program Kementerian Pertanian lainnya terutama Food Estate,” katanya.

Pelatihan berbasis LMS menuntut peserta belajar secara mandiri melalui website elearningbbpplembang.com. BBPP Lembang menyelenggarakan sosialisasi penggunaan LMS 3 hari sebelum pelaksanaan pelatihan tatap muka melalui zoom cloud meeting.

Hal tersebut disampaikan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika bahwa peningkatan SDM pertanian melalui pelatihan dengan memanfaatkan teknologi informasi adalah suatu keharusan di era Revolusi Industri 4.0.

"E-Learning yang kami selenggarakan ini merupakan upaya mendukung program Kementerian Pertanian mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern," tuturnya.

Peserta diwajibkan mempelajari secara mandiri dan mendownload materi- materi pelatihan baik berupa modul, bahan tayang, dan video tentang instalasi hidroponik berbagai sistem seperti wick system, NFT, DFT, irigasi tetes dan aeroponik, meracik nutrisi hidroponik serta persemaian penanaman dan pemeliharaan tanaman hidroponik.

"Diharapkan saat sesi tatap muka melalui zoom, peserta dan fasilitator banyak berdiskusi tentang pertanian hidroponik, permasalahan dan solusinya," sambungnya.

Pembukaan pelatihan sendiri dilakukan Kamis (27/5), oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati. Menurutnya, hidroponik adalah teknologi budidaya tanaman yang mampu menghemat semua sumberdaya yang dibutuhkan dalam agribisnis pertanian.

"Kerjasama peningkatan SDM pertanian yang terjalin antara Kementerian Pertanian dan NAM-CSSTC merupakan langkah strategis sebagai upaya meningkatkan SDM pertanian di berbagai negara dengan potensi pertanian yang baik,” jelas Leli.

Duta Besar NAM-CSSTC, Diar Nurbintoro menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Pertanian tentang kerjasama pelatihan ini.

NAM-CSSTC merespons baik bagaimana cara meningkatkan produktivitas pertanian di dunia, khususnya di negara-negara yang potensi pertaniannya besar,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Duta Besar Fiji, Amena Yauvoli, yang hadir pada sesi syncronous melalui zoom. Ia menyampaikan bahwa kerjasama ini untuk meningkatkan kapasitas penyuluh di wilayah Fiji.

Widyaiswara BBPP Lembang, Fiadini Putri dan Sani Hanifah, sebagai fasilitator pelatihan, menjelaskan tentang teknologi pertanian hidroponik secara umum yang diaplikasikan di Indonesia dan juga di BBPP Lembang.

Dijelaskan pula tentang beberapa sistem dalam teknologi hidroponik yang bisa diterapkan, baik skala rumah tangga maupun skala bisnis. Fasilitator juga menjelaskan teknis pembuatan instalasi berbagai sistem dalam hidroponik.

Pada hari kedua, dijelaskan tentang bagaimana meracik nutrisi pada budidaya hidroponik dan bagaimana proses persemaian, penanaman, dan pemeliharaan tanaman hidroponik.

Diskusi berjalan antara fasilitator dan peserta. Berbagai pertanyaan, respon, sharing disampaikan oleh peserta terkait hidroponik di negaranya masing-masing dan bagaimana peserta menggali informasi tentang budidaya hidroponik di Indonesia.

Salah seorang peserta dari Kamboja, Sarorn Thoeun, menyampaikan kesannya mengikuti pelatihan. "Saya merasa terhomat bisa menjadi salah satu peserta yang mengikuti Pelatihan Hidroponik selama 2 hari ini. Presentasinya sangat baik didukung alat peraga yang sangat mendukung setiap penjelasan yang disampaikan. Saya mempelajari tentang teknologi pertanian hidroponik, bagaimana instalasinya, peracikan nutrisi, dan lainnya. Saya yakin pelatihan ini sangat membantu dan semoga training ini berkelanjutan sehingga akan banyak petani muda yang mengaplikasikan pertanian hidroponik baik skala rumah tangga atau bisnis," ujarnya.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2