Apresiasi BRIN, Budiman Sudjatmiko: Indonesia Menjadi Knowledge Based Nation

Selasa, 04/05/2021 12:18 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko, sangat mengapresiasi keputusan Pemerintah memperkuat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Budiman menilai BRIN adalah strategi geopolitik serta ketahanan nasional. Dengan adanya BRIN, ia yakin Indonesia takkan melulu dikenal sebagai negara bertumpu pada sumber daya alam serta pasar barang-barang teknologi produksi asing.

Budiman sendiri adalah sosok di balik program pengembangan Bukit Algoritma yang diproyeksikan menjadi semacam Silicon Valley-nya Indonesia.

“Indonesia sebagai negara besar secara geografis dan demografis, jelas harus mampu segera membangun keunggulan teknologi dan inovasi sebagai bagian dari strategi ketahanan nasional dan geopolitik agar semakin diperhitungkan oleh dunia,” kata Budiman, Selasa (4/5/2021).

Menurut Budiman, selama ini Indonesia hanya dilihat sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah, plus jumlah penduduknya yang menjadi target pasar menggiurkan.

"Dengan BRIN, sudah saatnya Indonesia bergerak menuju negara berbasis ilmu pengetahuan. Saatnya keanekaragaman hayati dan sosial budaya nusantara yang luar biasa, menjadi pondasi kekuatan ilmu pengetahuan untuk membangun kemajuan bangsa," kata Budiman.

Politikus PDI Perjuangan ini menjelaskan, kemajuan teknologi dan inovasi suatu negara, semakin menjadi faktor penentu ketahanan sosial ekonomi sekaligus kekuatan daya tawar geopolitik di tingkat dunia.

Perlombaan kemajuan teknologi dan inovasi saat ini juga semakin kompetitif. Dimana tidak ada negara yang terlalu dominan menguasai riset dan pengembangan teknologi tertentu.

Selain itu, harus terbangun kesepakatan internasional untuk menentukan standar dan regulasi implementasi teknologi dan inovasi tersebut.

"Jika sebelumnya keunggulan teknologi dan inovasi seolah hanya mampu dibangun oleh negara-negara maju seperti AS, Inggris, Perancis, Jerman atau Jepang, namun dalam 30 tahun terakhir, negara-negara yang sebelumnya dikategorikan berkembang seperti Korea Selatan, China, India, bahkan Vietnam, semakin mampu menampilkan keunggulan teknologi dan inovasi yang mengagumkan," papar Budiman.

Kondisi itu bisa terbangun, lanjut Budiman, tak terlepas dari keseriusan negara seperti China, Korea Selatan, bahkan Vietnam, melakukan investasi besar-besaran dalam pengembangan sumber daya manusia berkualitas. Lalu pembentukan ekosistem inovasi, kewirausahaan teknologi yang baik, serta dukungan model insentif yang menarik.

Pada titik itulah langkah Presiden Joko Widodo dengan BRIN mendapatkan arti penting lagi. Sebab akan memberikan semangat dan optimisme bagi rakyat Indonesia untuk bersama-sama bergerak membangun Indonesia menjadi negara berbasis ilmu pengetahuan. Ujungnya adalah Indonesia memang layak diperhitungkan dunia dalam perlombaan kemajuan teknologi dan inovasi.

“Saya Budiman Sudjatmiko sangat mendukung keputusan Presiden Jokowi dalam pembentukan BRIN dan pemilihan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN,” kata Budiman.

Ia menilai Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN bisa membawa Indonesia berkompetisi di dunia.

"Pemilihan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN adalah keputusan yang tepat dan cerdas, karena semakin memperkuat pondasi sosial politik sebagai salah satu faktor pendukung pengembangan riset dan ekosistem inovasi yang unggul," kata Budiman.

Apalagi Megawati yang selama ini sangat peduli mendorong alokasi dana riset hingga 5 persen dari APBN. Baginya, kepedulian Megawati itu merupakan bentuk dukungan yang konkret untuk pengembangan riset dan inovasi nasional yang memang memerlukan sumber daya finansial yang besar.

Lebih jauh, Budiman berusaha menepis pesimisme yang ada terhadap BRIN akibat rasa rendah diri. Sebab sejarah Nusantara sesungguhnya kaya dengan teknologi dan inovasi yang dikagumi dunia. Contohnya adalah Candi Borobudur, yang dianggap Dunia sebagai mahakarya arsitektural yang bersifat holistik. Atau keris yang adalah bentuk teknologi metalurgi fisik yang adiluhung.

"Sumber daya manusia Indonesia sesungguhnya pula memiliki kualitas yang tidak kalah dari negara lain. Banyak anak bangsa yang berkiprah di bidang riset dan pengembangan teknologi yang dijadikan andalan oleh berbagai lembaga riset tingkat dunia,” katanya.

“Dengan sejarah dan potensi tersebut, Indonesia tinggal menyelaraskan gerak antara pemerintah, kekuatan sosial politik, serta semangat rakyat, untuk bersama-sama membangun kecerdasan kolektif bangsa," pungkas Budiman.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu