Dorong Pengakuan Salam Rahayu, Kelompok Penghayat Temui PDIP

Sabtu, 24/04/2021 19:25 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Puluhan orang dari Kelompok Masyarakat Adat dan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa mendadak berkunjung ke PDI Perjuangan yang tengah menggelar Pendidikan dan Pelatihan untuk guru kader tingkat nasional, Sabtu (24/4/2021).

Saat itu, ada Sekjen Hasto Kristiyanto bersama Wasekjen Arif Wibowo yang menerima perwakilan kelompok dari seluruh Indonesia itu.

Hasto pun menjelaskan bahwa PDIP berkomitmen untuk terus menjadi rumah kebangsaan untuk Indonesia Raya. Dia menceritakan pengalaman dirinya, bagaimana Ketua Umum Megawati Soekarnoputri selalu mengajarkan kader partai soal olah alam rasa. Sebab Indonesia adalah negeri spiritual.

Dia banyak membeberkan cerita mengenai Indonesia sebagai negeri spiritual. Misalnya, saat Hasto mendapat arahan dari Megawati soal penjabat sekjen yang harus menghadapi publik terkait isu apapun harus diolah agar antara apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan (olah rasa) selalu sana. Disitulah hakekat suara hati nurani.

Hasto juga bercerita soal bagaimana di abad 7, ada tokoh Budha bernama Dharmakirti, yang hidup di masa Sriwijaya, lewat filsafat Dharma, membawa ajaran Yogachara yang terbukti menjadi jembatan di antara Tantrayana dan Mahayana.

"Itulah wujud basis Indonesia sebagai negeri spiritual. Itulah yang dikatakan oleh Bung Karno bahwa Pancasila digali dari Bumi Indonesia," kata Hasto.

"Dengan tradisi agraris yang penuh dengan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta, kita bisa memahami mengapa akulturasi kebudayaan selalu terjadi di agama Budha, Hindu, Islam, Kristen, dan lain-lain. Hal ini karena nusantara yang begitu indah penuh dengan falsafah ketuhanan. Sedangkan sebagai negara kepulauan, nusantara menjadi tempat persilangan peradaban besar dunia,” ucap Hasto.

"Apa yang terjadi di Nusantara dengan spiritualitas yang hidup, menempatkan pentingnya kesatu paduan pikiran, hati dan rasa. Kita punya nilai dasar bagaimana menghayati dan melatih diri lewat olah alam rasa," tambah Hasto.

Hasto lalu menyebutkan hasil penelitian yang menemukan soal peribahasa Nusantara yang selalu mengajarkan nilai alam rasa yang sama, walau disampaikan dengan bahasa daerah berbeda. Peribahasa Nusantara itu mengajarkan nilai toleransi, kepemimpinan, dan lain-lain.

"Betapa sebenarnya kita sebagai bangsa hebat dengan tradisi leluhur yang cerminkan spiritualitas kita sebagai bangsa, yang jadi kultur dan pandangan hidup," kata Hasto.

Lewat pertemuan ini, Hasto mengatakan PDIP ingin meneguhkan komitmen untuk kembali menggali nilai otentik khas Nusantara itu. Sebagai rumah kebangsaan untuk Indonesia Raya, PDIP bersama pemerintahan Jokowi juga melindungi lewat pengakuan negara di kolom KTP untuk penghayat kepercayaan.

Hal ini penting, kata Hasto, karena Indonesia menghadapi adanya kekuatan yang tak memahami Indonesia sebagai negara dengan tradisi spiritualitas yang begitu berwarna.

"Kita disini disatukan tekad untuk membumikan Pancasila sebagai the way of life. Kami akan terus mengembangkan dialog agar penghayat kepercayaan juga diperlakukan sama tanpa diskriminasi. Namun seperti kata Bung Karno, semangat persatuan dan kesatuan harus dikembangkan," pungkasnya.

Perwakilan dari kelompok Masyarakat Adat dan Penghayat Kepercayaan, Hadi Prajoko, mengatakan pihaknya mengajukan sejumlah hal sebagai hasil pertemuan puluhan kelompok di Jawa Barat, sejak 21 April lalu.

Pertama, pihaknya mendorong pemahaman kebudayaan sebagai aspek seni pertunjukan, namun juga landasan budi pekerti dan tuntunan hidup.

Kedua, dinamika lapangan para penghayat, membutuhkan suatu bentuk tempat pendidikan budaya spiritual dan pamujan sebagai upaya pembentukan budi pekerti luhur, imbuh Hadi.

Ketiga, pentingnya payung hukum perlindungan atas terselenggaranya nilai luhur bangsa, khususnya terkait kehidupan masyarakat adat dan penghayat kepercayaan.

Keempat, perlu adanya penugasan lembaga negara yang mengurusi masyarakat adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Institusi perlu dibentuk beradab dan bermartabat.

Kelima, Masyarakat Adat dan Kelompok Penghayat mendorong agar salam `Rahayu` menjadi salam nasional bersama salam agama lainnya.

Wasekjen Arif Wibowo menyatakan pihaknya memahami bahwa harmoni sosial Indonesia yang hidup sejak jaman Nusantara harus dipertahankan. Hal itu juga merupakan upaya menjaga keindonesiaan. Karenanya, PDIP berkomitmen memperjuangkan aspirasi Masyarakat Adat dan Kelompok Penghayat itu.

"Aspirasi ini akan kami perjuangkan, sehingga bagaimana memelihara keberlangsungan, saya kira harus kita upayakan," pungkas Arif Wibowo.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2