Senin, 31/10/2016 19:48 WIB
Beirut - Setelah lebih dari dua tahun mengalami kekosongan kepemimpinan, akhirnya dalam sebuah pemilihan, Michel Aoun terpilih sebagai presiden baru Lebanon. Mantan panglima militer itu mendapat dukungan 83 suara dari mayoritas parlemen pada Senin (31/10).
Lebanon, melakukan pemilihan melalui parlemen, setelah Presiden Michel Suleiman mengundurkan diri menjelang masa akhir jabatannya pada Mei 2014. Praktis, usai pengunduran diri Suleiman, Lebanon mengalami kekosongan jabatan presiden selama hampir kurang 29 bulan.
Parlemen Lebanon telah berupaya untuk melakukan pemilihan, namun upaya sebanyak 45 kali selalu gagal akibat pertarungan politik hingga berakibat parlemen selalu tidak memenuhi kuorum. Pada Senin (31/10) sejumlah 100 legislatif dari 128 telah menghadiri majelis, yang menjamin terpenuhinya batas kuorum.
Michel Aoun (81), yang tersenyum di atas kursinya, memenangkan dukungan dari parlemen dari ambang batas 65 suara yang dibutuhkan. Usai kemenangannya dibacakan dalam siaran televisi dari parlemen, kembang api langsung bersahutan di langit Beirut, yang menunjukkan kepuasan dari para pendukungnya.
Pengakuan Galih Loss, Tiktokers tersangka Penistaan Agama
Saksi Ungkap Acara Ulang Tahun Cucu SYL Dirembes ke Kementan
Gempa Garut terasa hingga Jakarta, Sabtu Malam
Sebagaimana laporan aljazeera, pasukan Lebanon telah memperketat keamanan Beirut saat pemilihan suara tersebut berlangsung. Helikopter militer terabng di atas kota dan banyak mobil dilarang masuk ke pusat kota Beirut. Sementara itu, detektor logam banyak dijumpai di jalan-jalan mengantisipasi gangguan.
Aoun akan menjadi presiden ke-13 sejak negara tersebut merdeka dari Perancis pada 1943. Ia akan kembali ke istana presiden di pinggiran tenggara Baabda, tepat 26 tahun sejak ia dipaksa mundur dari panglima militer dan perdana menteri ad interim oleh pasukan Suriah yang didukung tentara Lebanon yang setia kepada kompettitor Aoun.[]