Senin, 19/04/2021 22:48 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemdikbud) mengklarifikasi polemik penghilangan jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid menjelaskan, kamus sejarah tersebut masih berupa naskah yang sedang disempurnakan dan belum diedarkan kepada masyarakat.
"Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," tegas Hilmar dalam keterangan pers pada Senin (19/4).
Dikatakan, naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Kursus Daring Jadi Strategi LKP Gaet Pengguna di Era Digital
Siswa SMKN 2 Kasihan Unjuk Gigi Lewat Konser Teaterikal
Kemdikbudristek: Kecerdasan Buatan Dorong Pemajuan Perguruan Tinggi
"Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut," jelas dia.
Keterlibatan publik, lanjut Hilmar, menjadi faktor penting yang akan selalu dijaga oleh segenap unsur di lingkungan Kemdikbud.
"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemdikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya," ujar dia.