AS Tarik Pasukan, PBB Pertahankan Misi Politik dan Kemanusiaan di Afghanistan

Jum'at, 16/04/2021 10:45 WIB

New York, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Kamis (15/4) akan mempertahankan misi politik dan kemanusiaannya ke Afghanistan meskipun pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO telah pergi akhir tahun ini.

Juru bicara sekretaris jenderal PBB, Stephane Dujarric mengatakan, jelas dan nyata bahwa kepergian pasukan akan berdampak pada negara secara keseluruhan. "Kami akan terus mempelajari situasinya, tetapi pekerjaan kami di Afghanistan akan terus berlanjut," katanya.

"PBB telah hadir dalam tujuan pembangunan kemanusiaan di Afghanistan untuk waktu yang sangat lama, dan kami akan terus berada di sana untuk membantu rakyat Afghanistan," katanya, menambahkan bahwa organisasi itu akan menyesuaikan diri dengan situasi di lapangan.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) adalah operasi politik kecil yang terdiri dari sekitar 1.200 karyawan, yang sebagian besar adalah warga negara Afghanistan, dan tidak termasuk pasukan penjaga perdamaian.

Dan dengan memasukkan semua badan PBB, total kehadiran organisasi di Afghanistan berjumlah sekitar 4.000 orang, sekitar 75 persen di antaranya adalah orang Afghanistan.

Ada dua utusan PBB untuk Afghanistan: Deborah Lyons dari Kanada yang merupakan kepala UNAMA dan diplomat veteran Prancis Jean Arnault yang ditunjuk pada bulan Maret untuk "membantu pencapaian solusi politik untuk konflik tersebut".

Presiden AS Joe Biden pada Rabu mengumumkan penarikan tanpa syarat pasukan AS dari Afghanistan, menyebut 11 September sebagai tenggat waktu tentara terakhir akhirnya akan pergi. Penarikan akan dimulai pada 1 Mei.

Pentagon memiliki sekitar 2.500 tentara di Afghanistan, turun dari lebih dari 100.000. Ribuan lagi bertugas sebagai bagian dari pasukan NATO yang berkekuatan 9.600 orang, yang juga akan mundur pada saat yang sama. (AFP)

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara