Mendag Lutfi Siap Mundur, Ada Apa?

Senin, 22/03/2021 19:42 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Perdagangan M Lutfi siap mundur dari jabatannya apabila keputusan mengenai impor 1 juta ton beras salah.  

Lutfi menegaskan, keputusan tersebut diambil melalui perhitungan yang matang terkait dengan ketersediaan beras di Perum Bulog.

"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti mengambil keputusan pada keputusan yang tidak populer, saya hadapi. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah, tapi tugas saya memikirkan yang tidak dipikirkan oleh bapak dan ibu," ungkapnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (22/3).

Dia menceritakan, saat dipercaya memegang jabaran Menteri Perdagangan pada 23 Desember 2020 lalu, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang menyatakan bahwa Perum Bulog harus memiliki cadangan beras atau iron stock sebesar 500 ribu ton.

Disebutkan juga bahwa pengadaan beras untuk iron stock Perum Bulog bisa berasal dari impor.

Sementara itu, ia mengatakan posisi cadangan beras Bulog saat ini 800 ribu ton. Itu pun termasuk sisa beras impor pada 2018 sebanyak 270 ribu ton-300 ribu ton.

"800 ribu ton dikurangi beras 2018, kalau 2018 antara 270 ribu ton sampai 300 ribu ton, artinya Bulog hari ini bisa cadangannya di bawah 500 ribu ton. Itu yang saya takutkan karena dengan 500 ribu ton pemerintah bisa dipojokkan oleh pedagang dan juga oleh spekulan," katanya.

Di sisi lain, ia menuturkan serapan gabah Perum Bulog dari tangan petani tidak berjalan baik karena cenderung turun. Kondisi itu dikhawatirkan mempengaruhi cadangan beras Bulog.

Ia menjelaskan rendahnya serapan gabah Perum Bulog dari tangan petani lantaran curah hujan membuat gabah petani basah, sehingga tidak bisa dijual ke Bulog.

"Ada kekeringan minimum untuk bisa beli CBP (Cadangan Beras Pemerintah) itu jelas, yang sekarang jadi permasalahan pengering di tingkat petani itu tidak ada," tuturnya.

Lutfi memastikan pemerintah tak akan mengimpor beras saat panen raya. 

"Saya ingin menjawab keresahan di masyarakat, jadi sekali lagi saya utarakan bahwa tidak ada beras impor ketika panen raya, pasti. Jadi, saya ingin supaya tenangkan semua," tandasnya.

Rencana impor beras sebanyak 1 juta ton-1,5 juta ton pertama kali terungkap dari paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dalam bahan paparannya, Airlangga menjelaskan pemerintah akan melakukan dua kebijakan demi menjaga ketersediaan beras dalam negeri. Langkah ini diambil terutama setelah ada program bantuan sosial (bansos) beras PPKM, antisipasi dampak banjir, dan pandemi covid-19.

Dua kebijakan tersebut, pertama, impor 500 ribu ton untuk CBP dan 500 ribu ton sesuai dengan kebutuhan Bulog.

Kedua, penyerapan gabah oleh Bulog dengan target setara beras 900 ribu ton saat panen raya pada Maret sampai dengan Mei 2021, dan 500 ribu ton pada Juni -September 2021.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih