Sabtu, 30/01/2021 08:12 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Italia memblokir ekspor senjata ke Arab Saudi dan UEA menyusul peringatan dari para aktivis dan anggota parlemen tentang penggunaan senjata yang melanggar hak asasi manusia di Yaman.
"Ini adalah tindakan yang kami anggap perlu, pesan perdamaian yang jelas datang dari negara kami. Bagi kami, penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah komitmen yang tak terpatahkan," kata Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio dalam sebuah pernyataan dilansir Middleeast, Sabtu (30/01).
Kelompok kemanusiaan memuji keputusan itu yand dianggap langkah "bersejarah," karena akan menentukan blokade lengkap atas penjualan senjata ke negara-negara Teluk.
Jaringan Perdamaian dan Perlucutan Senjata Italia, sebuah koalisi organisasi yang berkampanye menentang penjualan senjata Italia, mengatakan langkah itu akan menghentikan pasokan setidaknya 12.700 bom.
DPR Dukung Strategi Mitigasi Kemenag Wujudkan Haji Ramah Lansia di 2024
RI-Saudi Cek Kesiapan Layanan Fast Track di Surabaya dan Solo
Anggota DPR: Perlu Ada Perubahan Regulasi untuk Akomodir Umrah Backpacker
Pada 2018, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte telah berjanji pemerintahnya ingin mengakhiri penjualan senjata ke Arab Saudi karena keterlibatannya di Yaman dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Kami sangat puas," kata anggota parlemen dari Partai Demokrat Lia Quartapelle, mengomentari langkah tersebut.
"Jaringan yang menentang penggunaan senjata dan asosiasi Katolik telah menyoroti pelanggaran hak asasi manusia di Yaman untuk sementara waktu."
Awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden juga mengeluarkan jeda sementara untuk penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA saat pemerintahannya meninjau ekspor.
"Visi bersama ini membantu kami meningkatkan dialog baru dengan AS untuk mengelola hubungan di Mediterania dengan cara yang lebih seimbang," kata Quartapelle.
Keputusan Italia datang tepat ketika mantan Perdana Menteri Matteo Renzi, yang menjerumuskan pemerintah Italia ke dalam krisis politik baru-baru ini dengan menarik Partai Viva Italia dari koalisi yang berkuasa, terbang ke Arab Saudi untuk berbicara di forum investasi.
Kunjungan tersebut memicu kontroversi di Italia, karena penjualan yang diblokir merupakan bagian dari total ekspor 20.000 rudal yang disepakati pada tahun 2016 oleh pemerintah kiri-tengah yang dipimpin oleh Renzi.