Jum'at, 29/01/2021 17:14 WIB
Singapura, Jurnas.com - Lebih dari 3.000 ayam mati dalam perjalanan dari Malaysia ke Singapura selama beberapa hari terakhir. Ayam tersebut mati lantaran truk kargo yang membawanya diberhentikan di pos pemeriksaan masuk darat.
Pengemudi truk kargo mengalami pemberhentian yang lebih lama dari biasanya di pos pemeriksaan Tuas dan Woodlands sejak pekan lalu setelah Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan bahwa uji cepat antigen COVID-19 akan diluncurkan secara bertahap.
Pengemudi harus memiliki hasil tes negatif sebelum diizinkan memasuki Singapura.
Juru bicara Asosiasi Pedagang Unggas Singapura, Wu Xiao Ting mengatakan, sekitar 3.500 ayam mati selama perjalanan pada Rabu (27/1) dan Kamis (28/1).
DPR Minta Pemerintah Tak Terburu buru Ekspor Listrik ke Singapura
DPR Minta Pemerintah Tak Terburu-buru Ekspor Listrik ke Singapura
Efek Boikot Produk Israel, KFC Malaysia Tutup Gerainya untuk Sementara
"Kemacetan parah selama dua hari terakhir. Cuaca terlalu panas dan menunggu terlalu lama, sehingga mereka meninggal," kata WU kepada Channel News Asia, Jumat (29/1).
"Kemacetan telah mempengaruhi bisnis kami," sambungnya.
Wu mengatakan ayam-ayam tersebut diimpor menggunakan 68 truk kargo. Ayam tersebut dijadwalkan akan disebar ke berbagai rumah pemotongan hewan sebelum dijual ke pengecer di seluruh Singapura.
"Yang meninggal (sepanjang perjalanan) dibuang. Tidak bisa dikirim ke pengecer," tambahnya.
Importir unggas Toh Thye San Farm mengatakan bahwa pada Rabu dan Kamis, sekitar 2.000 dari 60.000 ayam yang diimpor dari Malaysia mati selama perjalanan.
Direktur perusahaan Johnson Toh mengatakan truk kargo yang membawa ayam tertunda antara 9 jam dan 11 jam di pos pemeriksaan darat.
“Dari yang kami lihat, karena kepanasan. Mereka mati kepanasan. Kami tidak bisa menjual ayam setelah mati. Yang kami lakukan adalah kami menyisihkan dan melaporkan kejadian tersebut ke Singapore Food Agency (SFA),” ujarnya. kata.
Keyword : MalaysiaSingapuraAyam MatiAyam Kepanasan