CDC Laporkan Reaksi Alergi Lebih Parah Penerima Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech

Kamis, 07/01/2021 07:37 WIB

New York, Jurnas.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya memantau dengan hati-hati reaksi alergi dari vaksin virus corona (COVID-19) racikan Pfizer dan Moderna.

Selain itu, CDC juga membuat rekomendasi kepada warga agar tidak bisa mendapatkan vaksinansi COVID-19 lanjutan atau dosis kedua bila ada ada reaksi parah.

Dilasnir dari Reuters, dalam konferensi dengan wartawan, CDC mengatakan reaksi alergi terjadi pada tingkat 11,1 per 1 juta vaksinasi. Itu dibandingkan dengan vaksin flu, di mana reaksi seperti itu terjadi pada tingkat 1,3 per 1 juta suntikan.

"Reaksi parah masih sangat jarang," kata mereka, menekankan perlunya orang mendapatkan vaksinasi ketika suntikan tersedia, mengingat ancaman kematian dan penyakit serius dari COVID-19 yang telah merenggut lebih dari 357.000 nyawa di Assendiri.

CDC mengatakan sedang memantau insiden reaksi alergi dengan cermat dan berencana untuk mengunggah pembaruan mingguan di situs webnya.

CDC tersebut juga mendesak agar tempat yang memberikan vaksin disiapkan tidak hanya untuk mengenali reaksi alergi yang serius, yang dikenal sebagai anafilaksis, tetapi juga dilatih bagaimana merawatnya dan mengenali kapan individu perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan tambahan.

Pejabat CDC mengatakan, 28 orang yang menerima vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech mengalami reaksi alergi yang parah.

Mereka juga mencatat satu kasus anafilaksis, yang dapat menyebabkan pembengkakan tenggorokan dan kesulitan bernapas, setelah seseorang menerima vaksin Moderna.

Para pejabat mengaitkan perbedaan tersebut sebagian besar dengan fakta bahwa vaksin Pfizer-BioNTech disahkan lebih awal daripada suntikan Moderna, dan mengatakan tindakan pencegahan berlaku untuk keduanya.

Sebuah studi yang diterbitkan pada Rabu dalam laporan mingguan CDC tentang kematian dan penyakit yang mengamati kasus antara 14 Desember dan 23 Desember, mengidentifikasi 21 kasus anafilaksis setelah pemberian 1.893.360 dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Dari jumlah tersebut, 71 persen terjadi dalam 15 menit pertama setelah pemberian vaksin.

Regulator medis Inggris mengatakan bahwa siapa pun dengan riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh diberi vaksin Pfizer-BioNTech.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2