Ayatollah Khamenei Bilang Permusuhan AS terhadap Iran akan Terus Berlanjut

Kamis, 17/12/2020 08:39 WIB

Dubai, Jurnas.com - Pemimpin Tertinggi Iranm Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan tetap memusuhi Republik Islam bahkan setelah Presiden terpilih Joe Biden menjabat.

Berbicara pada pertemuan publik pertamanya sejak rumor muncul pada awal Desember bahwa kesehatannya memburuk, Khamenei mengatakan Washington tidak dapat dipercaya, sebuah pernyataan yang menunjukkan sikap waspada terhadap penerus Presiden Donald Trump.

Dalam pertemuan dengan penyelenggara acara untuk memperingati ulang tahun pertama pembunuhan komandan militer Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan AS di Irak, Khamenei mengatakan antagonisme AS tidak akan hilang dengan berakhirnya pemerintahan Trump.

"Rekomendasi tegas saya bukanlah mempercayai musuh," kata Khamenei dalam sambutan yang disiarkan oleh TV pemerintah.

"Permusuhan (terhadap Iran) tidak hanya dari Trump, yang konon beberapa orang bisa katakan akan berakhir ketika dia pergi, karena Amerika (Presiden Barack) Obama juga melakukan hal-hal buruk terhadap bangsa Iran," sambungnya.

Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia pada 2018 dan memberlakukan sanksi baru. Biden yang berkuasa telah meningkatkan kemungkinan bahwa Washington dapat bergabung kembali dengan perjanjian tersebut.

Beberapa pejabat garis keras Iran dan anggota parlemen yang dekat dengan Khamenei mempertanyakan pendirian Presiden Hassan Rouhani bahwa kebangkitan kesepakatan dapat mengarah pada pencabutan sanksi.

Meski demikian, Khamenei mengatakan tidak menentang upaya pemerintah mencapai tujuan itu. "Jika sanksi bisa dicabut, kita tidak boleh menunda satu jam pun. Jika sanksi bisa dicabut dengan cara yang benar, bijak dan bermartabat, ini harus dilakukan,"katanya kepada pejabat pemerintah.

Sebelumnya, Rouhani mengatakan senang Trump meninggalkan jabatannya, yang disebutnya sebaga presiden AS yang paling tidak taat hukum dan pembunuh karena menghambat akses Iran ke vaksin COVID-19.

"Kami tidak terlalu senang dengan kedatangan Biden, tapi kami senang Trump pergi ... bahwa teroris dan pembunuh, yang bahkan tidak memiliki belas kasihan untuk vaksin virus corona, akan pergi," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi kepada kabinet.

Sebagai informasi,Khamenei telah menjabat sebagai pemimpin tertinggi sejak 1989, dengan keputusan akhir tentang semua masalah negara. Kesehatannya telah menjadi bahan spekulasi selama bertahun-tahun.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2