Senin, 14/12/2020 19:10 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Dalam sebuah soal ujian berbunyi, "Anies selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam. Walaupun demikian, Anies tidak pernah marah. Perilaku Anies merupakan contoh..."
Kutipan di atas adalah bunyi pertanyaan pada soal bagi anak SMP 250 Cipete Utara dengan empat pilihan jawaban. Pertama bertuliskan pemaaf; kedua istiqamah; ketiga sabar; dan keempat ikhlas.
Berdasarkan hal tersebut, Eksponen Pengurus PDI Perjuangan prihatin, karena seorang oknum guru memasukkan muatan pilitik yang tidak sehat bahkan membahayakan dunia pendidikan.
"Kami juga meminta pihak terkait melalui fraksi DPRD DKI untuk mengambil tindak, karena muatan politik ke dunia pendidikan bisa menciderai dunia pendidikan untuk masa-masa yang akan datang," ujar koordinator Eksponen Pengurus PDI P DKI Jakarta, Tasirin Rahmat dan Andi Williams, Senin (14/12/2020).
Ada empat poin dalam aksi keprihatinan tersebut:
1. Melalui fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, kami memohon selekas mungkin ditindaklanjuti proses pemanggilan pihak Dinas pendidikan pemprov DKI untuk memproses sesuai mekanisme agar kedepan tidak terulang lagi.
2. Mengingat menyangkut nama tokoh yang tak lain seorang Gubenur petahana DKI dengan mantan Presiden Megawati SP, sesuai yang dikutip media online dan diakui oleh pihak-pihak terkait sangat jelas sekali bahwa syarat dengan politis keperpihakan kepentingan tertentu.
Hal ini pada giliranya jelas ada tendensi diskriminasi terhadap ketokohan seorang Megawati SP hingga mengarah pada pencemaran nama baik sekaligus ada nuansa mengarah ujaran kebencian.
3. Kami eksponen pengurus pdi p mendukung sekaligus meminta Fraksi DPRD DKI Jakarta untuk menindaklanjuti ke proses lebih jelas agar kedepan todak terulang lagi hal-hal yang sangat memalukan di dunia pendidiikan.
4. Harus ada sangsi yang tegas sesuai mekanisme yg berlaku sekaligus tindakan yg membuat efek jera terhadap siapa pun pelakunya.