Kemdikbud Evaluasi Kebijakan lewat Hasil Penelitian

Rabu, 02/12/2020 18:33 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemdikbud) menggelar seminar hasil penelitian pada Rabu (2/12). Kegiatan tersebut dilakukan dalam upaya mengevaluasi kebijakan sebelumnya, saat ini, dan yang akan datang.

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Suhadi mengatakan, penelitian ini dalam prosesnya melibatkan ilmuwan, perekayasa, analis data, dan mitra di lingkungan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemdikbud.

"Seminar hasil penelitian ini penting karena ketika akan membuat sebuah program atau kebijakan, tentunya harus ada hal-hal kuat yang mendasari perencanaan itu sendiri," kata Suhadi dalam sambutannya.

"Sehingga dari kajian yang kita lakukan itu, tentunya tadi basisnya bagaimana kita melakukan evaluasi terhadap kajian yang sudah ada, baik yang sudah berjalan maupun potret di masa datang," sambung dia.

Menurut Suhadi, hasil penelitian yang baik adalah yang mencerminkan realita yang ada di lapangan, bukan hanya prediksi belaka. Selain itu, penelitian yang akan dijadikan pijakan kebijakan harus tepat sasaran dan akuntabel.

"Penelitian ini tentunya semua harus dapat dipertanggungjawabkan, baik administrasi maupun teknis. Jadi bukan hal-hal yang istilahnya bukti-bukti dasarnya kurang, yang ketika kita cross check tidak bisa memberikan gambaran yang tepat," papar dia.

Plt. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Irsyad Zamjani mengatakan seminar penelitian tahun ini digelar via daring dan luring, dalam rangka mencegah penularan Covid-19.

Seminar digelar dalam rangka mendiseminasi hasil penelitian kebijakan pendidikan dan kebudayaan yang dilakukan oleh Puslitjak maupun peneliti mitra.

"Diharapkan seminar ini menjadi forum pertemuan ilmuwan, peneliti, pengambil kebijakan, dan pengguna hasil penelitian," ujar Zamjani.

Adapun peserta tahun ini, lanjut Zamjani, terbagi menjadi dua. Peserta luring sebanyak 36 orang yang hadir protokol kesehatan ketat, dan peserta daring lebih dari 100 orang.

"Paparan dan disusi kelompok akan dihimpun oleh tim perumus yang selanjutnya akan kami buat dalam bentuk prosiding," tutup Zamjani.

TERKINI
Hoaks! Indonesia Jadi Negara Terkorup No 1 di Dunia usai Orang Ini Korupsi Rp3000 Triliun Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis