Trump Tinggalkan KTT G20 Main Golf

Minggu, 22/11/2020 08:47 WIB

Riyadh, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Sabtu (21/11) tidak menghadiri  menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 secara virtual, yang membahasa tentang upaya tanggapan global terhadap virus corona (COVID-19).

Hampir pemimpin dari 20 negara ekonomi terbesar di dunia menyampaikan pesan video untuk sesi virtual tentang kesiapsiagaan pandemi, termasuk pemimpin Arab Saudi, Prancis, Jerman, Italia, dan Korea Selatan.

Dilansir dari CNBC berbahasa Inggris, Trump tidak menyampaikan pesan apapun pada pertemuan tersebut, dan tampaknya tidak ada perwakilan dari AS dalam sesi tersebut.

Trump sempat hadir pada pembukaan KTT virtual yang diselenggarakan Arab Saudi dengan para pemimpin G-20 lainnya. Ia kemudian pergi ke lapangan golfnya, Trump National Golf Club di Sterling, Virginia, yang digunakan menghabiskan pekan terakhir sejak kalah dalam pemilihan presiden.

Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu malam, mengatakan Trump berdiskusi dengan para pemimpin dunia tentang perlunya memulihkan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan saat dunia memerangi virus korona, dan menegaskan kembali pentingnya G-20 untuk kemakmuran di masa depan.

Tidak jelas untuk sebagian besar minggu ini apakah Trump akan berpartisipasi dalam KTT G-20 terakhir sebelum meninggalkan jabatannya. Presiden tidak dijadwalkan untuk tampil lagi di G20 hingga Minggu pagi.

Lebih dari 57 juta orang telah terinfeksi dan lebih dari 1,3 juta telah meninggal karena COVID-19 di seluruh dunia selama pandemi ketika para pemimpin global berjuang untuk menghasilkan tanggapan yang terkoordinasi.

Beberapa pemimpin G20 menyerukan distribusi yang adil dari vaksin COVID-19 dan untuk memperkuat Organisasi Kesehatan Dunia, badan yang memimpin dalam memerangi pandemi dan mengoordinasikan cara mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia.

Pemerintahan Trump musim panas ini mengumumkan pengunduran dirinya dari WHO dan memilih keluar dari rencana badan tersebut untuk mendistribusikan vaksin yang dikenal sebagai COVAX.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak kerja sama internasional dalam menyediakan vaksin untuk semua orang dan membangun sistem yang memungkinkan dosis pertama vaksin diarahkan ke negara-negara kurang berkembang.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan pendanaan serupa, "Untuk mengalahkan pandemi, setiap negara perlu memiliki akses dan mampu membeli vaksin," kata Merkel pada acara tersebut.

"Kami membutuhkan pendanaan yang dapat diandalkan, kerjasama yang lebih baik, kemandirian yang lebih besar," sambungnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan kepada para pemimpin bahwa Rusia siap untuk mendistribusikan vaksin virus korona Sputnik V ke negara lain dan sedang mengerjakan vaksin kedua dan ketiga.

Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa China siap untuk meningkatkan pengembangan dan distribusi vaksin global. China saat ini memiliki lima kandidat vaksin yang menjalani uji coba tahap ketiga.

Trump, yang kalah dalam pemilihan 3 November tetapi tidak menyerah, tidak menghadiri pertemuan satuan tugas COVID-19 Gedung Putih dalam beberapa bulan dan belum menjawab pertanyaan dari pers tentang pandemi.

AS memecahkan rekor harian lain untuk kasus Covid-19 baru pada Jumat (20/11), dengan lebih dari 195.500 kasus yang dikonfirmasi dan setidaknya 1.800 kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Peningkatan kasus mendorong lonjakan rawat inap dan kematian, dengan lebih dari 82.100 orang saat ini dirawat di rumah sakit di seluruh negeri,  jumlah yang lebih tinggi daripada titik mana pun selama pandemi.

TERKINI
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore