Kamis, 19/11/2020 16:21 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Asosiasi Aren Indonesia (AAI) mengatakan budidaya aren di dalam negeri saat ini sangat mengkhawatirkan. Padahal tamaman aren memiliki nilai tambah untuk masyarakat terlebih bagi para petani.
Ketua AAI Djoko Widardjo mengatakan, permintaan ekspor dari tanaman aren sangat besar dan cukup diminati dari berbagai macam negara di antaranya Korea Selatan dan China. Namun begitu, kebutuhan ekspor tersebut belum bisa terpenuhi karena terbayasnya produktivitas.
"Pak Mentan sudah memberi arahan dan siap merumuskan program-program ke depannya supaya aren kita bisa bangkit dan berkembang," ujar Djoko saat menemui Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Kantor Kementan, Kamis (19/11).
"Selanjutnya kami akan kordinasi dengan Dirjen Perkebunan bagaimana masalah ini bisa teratasi. Karena untuk ekspor perlu standarisasi dan sertifikasi yang dibutihkan," sambungnya.
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru
Saksi Ungkap Acara Ulang Tahun Cucu SYL Dirembes ke Kementan
Potensi Swasembada Padi, Kementan Dorong Bulungan Terapkan Prinsip Bisnis
Seperti diketahui, tanaman aren memiliki fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi agribisnis produk pangan dan non pangan, serta untuk keperluan konsumen dalam negeri dan ekspor.
Hasil dari olahan nira menjadi gula aren dapat dijadikan bahan makanan dan minuman yang sehat. Selain itu, tanaman aren juga berfungsi sebagai konsevasi hutan dan lahan yang dapat dihunakan untuk pengendalian tata air tanah dan mencegah terjadinya erosi.
"Saya yakin dengan kapasitas dan kemampuan pak Syahrul sebagai Menteri Pertanian dapat menjadikan pertanian menjadi andalan ekonomi masyarakat," tuturnya.