Jelang Pilpres, AS Sita Rudal Iran Menuju Yaman

Jum'at, 30/10/2020 07:10 WIB

Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS), menyita rudal Iran menuju Yaman dan menjual 1,1 juta barel minyak Iran yang sebelumnya disita menuju Venezuela.

Sanksi tersebut diumumkan pada hari yang sama ketika Departemen Luar Negeri dan Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap 11 perusahaan dan individu, yang diduga terlibat dalam penjualan dan pembelian produk petrokimia Iran.

Pengumunan sanksi itu lima hari menjelang pemilihan presiden AS yang digelar pada 3 November 2020 dan juga muncul di tengah tuduhan komunitas intelijen AS bahwa peretas Iran berusaha mengancam pemilih AS lewat email palsu.

"Rezim Iran mendapat manfaat dari jaringan global entitas yang memfasilitasi sektor petrokimia Iran," kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dalam siaran pers pada Kamis (29/10).

"AS tetap berkomitmen untuk menargetkan sumber pendapatan apa pun yang digunakan rezim Iran untuk mendanai kelompok teroris dan menindas rakyat Iran," sambungnya.

Entitas yang diberi sanksi itu termasuk perusahaan Iran Morvarid Petrochemical Company dan Arya Sasol Polymer Company, Jiaxiang Energy Holding Pte Ltd yang berbasis di Singapura dan perusahaan China Binrin Limited, Elfo Energy Holding Limited, Glory Advanced Limited, Jane Shang Co Limited dan Sibshur Limited.

Perusahaan-perusahaan ini adalah perusahaan terbaru yang diberi sanksi atas kesepakatan mereka dengan Triliance, yang pertama kali diumumkan sanksi terhadap AS pada Januari.

Sanksi tersebut umumnya membekukan aset AS yang mungkin dimiliki perusahaan dan melarang perusahaan dan individu Amerika melakukan bisnis dengan mereka.

Kasus-kasus sipil penyitaan Departemen Kehakiman AS melibatkan skema yang diduga oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) untuk secara diam-diam mengirimkan senjata ke Yaman dan bahan bakar ke Venezuela.

Asisten Jaksa Agung untuk Divisi Keamanan Nasional, John Demers mengatakan, pemerintah AS telah menjual dan mengirimkan 1,1 juta barel bahan bakar Iran yang telah ditujukan untuk Venezuela, yang telah disita awal tahun ini.

Menurut pengaduan tersebut, bahan bakar tersebut berasal dari perusahaan yang terkait dengan IRGC, dan pengirim mengambil langkah untuk menutupi kepemilikan.

Dua kapal yang membawa bahan bakar, Euroforce berbendera Liberia dan Maersk Progress berbendera Singapura, telah berjuang untuk keluar dan bergeser arah beberapa kali selama beberapa minggu terakhir. (Aljazeera)

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2