Angkasa Pura 1 Andalkan Anak Usaha Bertahan Hadapi Pandemi

Kamis, 01/10/2020 17:47 WIB

Jakarta, Jurnas.com - PT Angkasa Pura I (Persero) mengandalkan anak-anak usahanya agar mampu bertahan menghadapi pandemi Covid-19.

"Sektor penerbangan termasuk salah satu yang sangat terdampak oleh pandemi Covis-19. Untuk itu kami melakukan berbagai langkah agar bisnis tetap bertahan. Salah satunya dengan mengoptimalkan kinerja anak-anak perusahaan," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam diskusi online (diskom) Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

Anak perusahaan yang diandalkan adalah Angkasa Pura Logistik (APL). APL adalah salah satu dari 5 anak usaha Angkasa Pura I yang dijadikan backbone pendapatan agar cashflow perusahaan tetap solid. Kelima anak usaha tersebut adalah APL, jasa pergudangan dan pengiriman cepat, catering, SPBU, dan pemanfaatan aset.

Saat ini, layanan air freight Angkasa Pura Logistik didukung 2 armada pesawat ATR 72-500 yang disewa dari Pelita Air.

"Dalam beberapa bulan ke depan akan ditambah lagi dengan 1 pesawat kargo Boeing 737-300 untuk peningkatan efisiensi pelayanan," kata Faik.

Ketiga armada udara ini akan melayani berbagai jenis pengiriman kargo umum dan kargo khusus seperti produk laut, produk berbahaya (dangerous good), serta produk dengan ukuran berlebih (oversized cargo) dengan rute ke 10 kota yang terdiri dari 9 domestik dan 1 internasional.
Adapun 10 kota tersebut yaitu Jakarta, Denpasar, Makassar, Kendari, Ambon, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, Batam, dan Singapura.

Dua pesawat ATR 72-500 yang memiliki kapasitas kargo 8.000 kg masing-masing melayani tiga rute dan satu rute , yaitu Jakarta-Batam-Jakarta, Jakarta-Banjarmasin-Jakarta, Jakarta-Makassar-Jakarta untuk pesawat pertama dan Surabaya-Makassar-Surabaya untuk pesawat yang kedua.
Sedangkan untuk pesawat Boeing 737-300 yang memiliki kapasitas kargo 15.000 kg nantinya akan melayani rute Makassar-Singapura-Denpasar-Jakarta-Makassar.

Menurut Faik, optimalisasi bisnis lima anak usaha tersebut sesuai dengan strategi Angkasa Pura I dalam menghadapi fase adaptasi kebiasaan baru, yaitu rebound strategy di mana penguatan portofolio bisnis baru termasuk dalam salah satu dari lima inisiatif lainnya seperti persiapan the new normal, business process improvement, restrukturisasi organisasi, enterprise architecture, dan strategic procurement.

Safe Corridor Initiative
Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa Angkasa Pura I sedang melakukan trobosan baru untuk mendatangkan banyak turis asing ke Indonesia, yakni melalui program Safe Corridor Initiative (SCI). Program SCI ini menggandeng Bandara Incheon, Korea Selatan.

"Ini solusi yang nanti bisa kita berikan ke pemerintah. Sudah kami presentasikan di depan Pak Luhut (Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan). Beliau sangat apresiasi, dan juga dihadiri oleh Dirjen Imigrasi," ujarnya.

Direktur Pengembangan Usaha Angkasa Pura I, Dendi T Danianto menjelaskan, dalam program ini turis akan dipandu sejak dari pemberangkatan, di bandara, pesawat, hotel, destinasi wisata, hingga kembali ke rumah.

"Turis tidak akan dilepas secara bebas. Pergerakan mereka dipantau mulai dari saat kedatangan hingga kepulangan ke tempat asal," kata Dendi.

Program SCI akan menerapkan 3T, yaitu tracking, tracing, dan treatment.

"SCI adalah bilateral agreement antara Incheon Airport dengan Ngurah Rai Bali. Diinisiasi oleh Incheon Airport," tuturnya.

Dendi berharap, pemerintah bisa menyutujui izin masuk warga negara asing, sehingga program ini bisa segera dijalankan.

"Sambil menunggu warga negara asing diizinkan kembali masuk ke Indonesia, kami bersama Incheon Airport terus bekerja mematangkan program SCI. Dalam dua minggu ke depan, kami akan melakukan testing di Bandara Ngurah Rai," kata Dendi.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2