Kamis, 17/09/2020 19:37 WIB
Washington, Jurnas.com - Timur Tengah akan mendapatkan keuntungan dari kesepakatan bilateral antara Israel dan Uni Emirat Arab (UAE). Demikian pernyataan Menteri Ekonomi UAE, Abdullah bin Touq pekan ini.
"Kedua negara akan membawa pola pikir yang berbeda, keuntungan yang berbeda, dan saya pikir seluruh wilayah akan mendapat manfaat dari perjanjian ini," ujar Bin Touq dikutip dari CNBC pada Kamis (17/9).
Pernyataannya disampaikan di sela-sela mengikuti upacara penandatanganan di Gedung Putih, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, yang dihadiri oleh perwakilan Bahrain, UEA, dan Israel.
Pada Agustus lalu, UEA menjadi negara Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS.
Kedutaan Besar Palestina Mencari Status Sementara Warga Gaza yang Masuki Mesir selama Perang
AS dan Arab Saudi Hampir Capai Kesepakatan Mengenai Pakta Keamanan
Di Bawah Tekanan Politik, Biden Akhirnya Bersuara soal Protes mahasiswa Pro Palestina di AS
Bahrain mengikuti jejak UAE, dengan melakukan normalisasi hubungan minggu lalu. Mesir dan Yordania menjalin hubungan normal dengan Israel masing-masing pada 1979 dan 1994.
Iran, Turki dan Palestina telah mengutuk UEA dan Bahrain karena menjalin hubungan dengan Israel.
Bin Touq mengatakan negaranya dan Israel akan belajar dari satu sama lain sekarang karena "kesepakatan menyeluruh" sudah ada. "Semua perjanjian lainnya akan dibuat, dari penerbangan, logistik, dan dari teknologi," terang dia.
"Mereka belajar dari kami tentang logistik dan hub, dan belajar dari kami tentang pariwisata dan konektivitas," sambung dia.
"Kami akan belajar banyak dari mereka tentang energi, air, dan ruang juga. Ini adalah area yang membuat kami sangat senang," jelas Bin Touq.
Hubungan Israel yang baru dinormalisasi dengan UEA dan Bahrain sejalan dengan persaingan tiga negara yang sama dengan Iran.
Keyword : Uni Emirat Arab Israel Timur Tengah