Trump Kembali Singgung Ingin Pisahkan Ekonomi AS dari China

Selasa, 08/09/2020 06:47 WIB

Washington, Jurnas.com -  Menjelang Pilpres Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump kembali mengangkat gagasan untuk memisahkan ekonomi AS dan China, yang juga dikenal sebagai decoupling.

"Jadi ketika Anda menyebut kata decouple, itu adalah kata yang menarik," kata Trump pada konferensi pers Hari Buruh di Gedung Putih di mana ia berjanji untuk mengembalikan pekerjaan ke AS dari China.

"Kami kehilangan miliaran dolar dan jika kami tidak berbisnis dengan mereka, kami tidak akan kehilangan miliaran dolar. Itu disebut decoupling, jadi Anda akan mulai memikirkannya," kata Trump.

Trump, juga menuduh lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang memimpin sebagian besar jajak pendapat, bersikap lunak terhadap Beijing. "Jika Biden menang, China menang, karena China akan menguasai negara ini," katanya.

Biden juga mengkritik kesepakatan perdagangan Fase 1 Trump dengan China. Ia mengatakan kesepakatan tersebut tidak dapat dilaksanakan, dan penuh dengan komitmen yang tidak jelas, lemah, dan didaur ulang dari Beijing.

Trump berjanji, di masa depan pemerintahannya akan melarang kontrak federal dengan perusahaan yang melakukan outsourcing ke China dan meminta pertanggungjawaban Beijing karena mengizinkan virus corona (COVID-19), yang dimulai di China, menyebar ke seluruh dunia.

"Kami akan membuat AS menjadi negara adidaya manufaktur dunia dan akan mengakhiri ketergantungan kami pada China untuk selamanya. Apakah itu memisahkan, atau mengenakan tarif besar-besaran seperti yang sudah saya lakukan, kami akan mengakhiri ketergantungan kami di China, karena kami tidak bisa mengandalkan China," kata Trump.

"Kami akan mengembalikan pekerjaan dari China ke AS dan kami akan mengenakan tarif pada perusahaan yang meninggalkan Amerika untuk menciptakan lapangan kerja di China dan negara lain," tambahnya.

Pada Juni, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan, pemisahan ekonomi AS dan China akan terjadi jika perusahaan AS tidak diizinkan untuk bersaing secara adil dan setara dalam ekonomi China.

Pejabat dan analis lain mengatakan bahwa ekonomi kedua negara sangat terkait sehingga membuat langkah seperti itu tidak praktis, tetapi Washington akan terus menekan Beijing untuk menyamakan kedudukan. (Reuters)

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih