Pengamat: SBY akan Mainkan Taktik Politiknya di Putaran Kedua

Rabu, 28/09/2016 17:34 WIB

Jakarta - Pemilihan Gubernur (Plgub) DKI Jakarta semakin mendekat. Tiga pasangan calon (paslon) yang semuanya bukan kader partai akan menjadikan setiap perkembangan politik pada pilgub DKI menjadi menarik.

Namun, dalam pandangan Said Salahudin, Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), DKI Jakarta itu punya syarat berbeda dengan daerah lain. Menurutnya, kalau daerah lain, berapapun perolehan suaranya yang terbanyak akan langsung ditetapkan sebagai pemenang.

"Tetapi untuk DKI ada kekhususan, karena merujuk pada UU tentang pemerintah daerah ibu kota jakarta yang mengaharuskan kemenangan calon itu harus 50 + 1," ungkapnya saat dihubungi jurnas.com, Rabu (28/9).

Kalau 50 % + 1, lanjut Said, maka kemungkinan akan terjadi dua putaran. Putaran pertama, dugaan saya, tidak ada satupun calon yang memperoleh suara 50% + 1.

"Jadi rata rata di bawah 50 %. Oleh sebab itu, pemenang pertama dan pemenang kedua akan bertanding kembali di putaran kedua," jelas Said.

Berdasarkan perkembangan yang selama ini terjadi di lapangan, menurut Said ada dua pasangan calon yang dominan lebih kuat. Pasangan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) - Djarot, dan Anies - Sandi Uno. Sehingga, kedua pasangan tersebut diprediksi Said akan masuk di putaran kedua.

"Apabila pasangan ketiga (Agus - Sylvia) itu, tidak ikut lagi, maka poros ini akan bergabung dengan Anis - Sandi, karena partai-partai pendukung Agus - Sylvia ini kan rata rata anti Ahok. Pasti kecenderungannya posisi Anis - Sandi itu akan melampui suara Ahok - Djarot," ucap Said.

Kecuali, lanjut Said, kemudian pada putaran kedua itu partai pendukung Agus - Sylvi mayoritas mendukung Ahok - Djarot pada putaran kedua.

"Misal saja Partai Demokrat. SBY memainkan taktik politiknya di pilkada itu pada putaran kedua, untuk berubah haluan dengan mengarahkan suara pendukung Agus - Sylvi ini diarahkan ke pendukung Ahok, sedangkan PPP itu di arahkan suaranya ke Anis - Sandi," kata Said menganalisa.

Faktor kecantikan dan ketampanan, memang kadang-kadang berpengaruh juga. Biasanya faktor fisik akan menjadi pertimbangan kaum perempuan untuk mencari calon dengan fisik yang mengesankan, manakala tidak ada resistensi bagi dirinya sendiri terhadap calon yang ada.

"Jadi, misalnya ada tiga pasangan calon, tiga-tiganya ini sebetulnya tidak ada yang membuat diri pemilih itu resisten, cuma dia lebih memilih karena faktor kegantengan, ketampanan. Tetapi, manakala ada resistensi pada diri pemilih terhadap calon tertentu, boleh jadi dia akan mengalahkan ketertarikan fisik itu kepada calon dan lebih memilih pada pertimbangan yang lebih rasional," ujar Said.[]

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya