Kanada Siap Bantu Lebanon Selidiki Ledakan Beirut

Jum'at, 28/08/2020 13:10 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kanada menawarkan diri untuk bergabung dalam penyelidikan Lebanon atas ledakan pelabuhan Beirut dengan syarat negara tersebut memberikan data yang transparan.

Presiden Lebanon Michel Aoun awalnya menjanjikan penyelidikan cepat mengapa bahan yang sangat eksplosif yang disimpan dengan tidak aman selama bertahun-tahun diledakkan pada 4 Agustus, yang menewaskan sedikitnya 180 orang dan melukai sekitar 6.000 orang. Namun dia kemudian mengatakan prosesnya akan memakan waktu.

Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne mengatakan setelah bertemu Aoun bahwa Ottawa siap membantu dalam kondisi yang akan ditentukan. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Rakyat Lebanon mengharapkan bahwa jika Kanada berpartisipasi dalam penyelidikan ini, itu karena Kanada akan kredibel, transparan, dan turun ke dasar untuk mendapatkan keadilan," katanya dilansir Middleeast, Jumat (28/08).

Kepresidenan Lebanon pada hari Kamis mengutip Aoun yang mengatakan kepada majalah Prancis Paris Match bahwa 25 orang secara langsung atau tidak langsung terlibat dengan pelabuhan sejauh ini telah ditahan dalam penyelidikan.

Dalam laporan itu mengatakan Prancis dan FBI Amerika Serikat membantu menyelidiki ledakan yang menghancurkan pelabuhan dan sebagian kota itu, yang memperparah krisis ekonomi.

Champagne, seperti pejabat Barat lainnya, mengatakan Lebanon harus membentuk pemerintahan yang dapat melaksanakan reformasi yang telah lama diminta untuk membuka bantuan keuangan luar negeri.

“Semua orang mengerti bahwa bantuan internasional harus dibarengi dengan reformasi yang serius,” kata Champagne.

Pemerintah keluar yang mulai menjabat pada Januari dengan dukungan dari gerakan Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya mengundurkan diri atas ledakan itu. Tidak ada kemajuan dalam pembentukan pemerintahan baru.

Menteri luar negeri Prancis mengatakan pada Kamis bahwa Lebanon berisiko menghilang karena kelambanan elit politiknya, yang telah menjadi sasaran protes bahkan sebelum ledakan terjadi ketika krisis keuangan melanda mata uang dan menyebarkan kemiskinan.

Pembicaraan Lebanon dengan Dana Moneter Internasional untuk bailout terhenti.

TERKINI
Israel Serukan Evakuasi Warga Rafah, HAM PBB Sebut Tidak Manusiawi Hakim Ingatkan Trump soal Ancaman Penjara karena Langgar Perintah Pembungkaman Tanggapi Aksi Pro Palestina, 13 Hakim Konservatif AS Tolak Pekerjakan Sarjana Hukum Lulusan Columbia Kirim Delegasi Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Israel Tetap Lanjutkan Operasi di Rafah