Soal Politik Dinasti, Gibran: Saya Bisa Dicoblos Bisa Tidak, Penentunya Adalah Rakyat

Jum'at, 24/07/2020 17:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Calon Walikota Surakarta (Solo), Gibran Rakabuming Raka mengaku bongung, kenapa isu dinasti politik masih ada yang mempersoalkan di alam Demokrasi.

Sebab, kata Gibran, dalam demokrasi yang menjadi penentu adalah rakyat. Merekalah yang menjadi pemilik suara dan bebas mencoblos siapa pun ketika ada di bilik suara.

"Saya ikut kontestasi pilkada, kan bisa menang bisa kalah. Bisa dipilih bisa tidak. Bisa dicoblos bisa tidak dicoblos. Tak aja kewajiban mencoblos saya. Sebab demokrasi pilkada ini kotestasi, bukan penunjukan," ujar Gibran dalam diskusi virtual yang digelar PDI Perjuangan, Jumat (24/7/2020).

Gibran sendiri mengaku sudah lebih dari setahun ini ditanya soal politik dinasti. Ia pun sudah sering menjelaskan, khususnya kepada warga Solo.

"Di Solo warga masyarakat sudah ngerti kok. Setiap saya blusukan warga menerima saya. Kalau yang ribut dinasti politik, kan orang itu-itu saja," jelas Gibran.

Putra sulung Presiden Joko Widodo ini menuturkan latarbelakangnya adalah pengusaha. Maju pilkada adalah upayanya untuk bisa memberi manfaat lebih luas kepada masyarakat.

"Sebagai pengusaha, yang bisa saya sentuh hanyalah pegawai saja. Kalau terjun (pilkada) di Solo, ada 500 ribuan warga bisa saya sentuh melalui kebijakan," jelas Gibran Rakabuming Raka.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara