Senin, 20/07/2020 06:30 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Turki menangguhkan penerbangan ke Iran dan Afghanistan sebagai bagian dari langkah-langkah melawan wabah virus corona baru atau covid-19.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Sabtu bahwa 25 juta orang mungkin telah terinfeksi virus corona di Iran, meskipun pejabat kesehatan kemudian berusaha untuk mengecilkan perkiraan tersebut.
Dilansir Middleeast, Senin (20/07), Turkish Airlines secara bertahap memulai kembali penerbangan internasional pada 11 Juni lalu.
Angka 25 juta yang diajukan oleh Rouhani pada hari Sabtu hampir sepertiga dari populasi dan jauh lebih tinggi daripada jumlah resmi kasus Covid-19.
Kirim Surat ke DPR, OJK dan Parekraf, DNA Production Menyayangkan Perlakuan Sebuah Bank Swasta
Vaksin COVID-19 Moderna Efektif Lawan COVID-19 Varian Eris
PBB Catat 165 Orang Juta Jatuh Miskin akibat Pandemi COVID-19 dan Perang
"Jumlah kasus resmi naik menjadi 273.788 pada hari Minggu, dengan 14.188 kematian," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari.
Iran menjadi paling parah terdampak pandemi di Timur Tengah, dengan infeksi dan kematian meningkat tajam sejak pembatasan dikurangi, dimulai pada pertengahan April. Namun, jumlah yang diberikan oleh Rouhani mengejutkan banyak orang Iran.
Dalam mengumumkan perkiraan 25 juta pada Sabtu, Rouhani tidak mengatakan berdasarkan apa angka itu, tetapi menambahkan bahwa 30-35 juta lebih mungkin berisiko.
Seorang pejabat satuan tugas koronavirus mengatakan bahwa 25 juta adalah pasien yang agak terpengaruh yang tidak perlu mencari nasihat medis".