Sabtu, 13/06/2020 06:07 WIB
Islamabad, Jurnas.com - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan menawarkan untuk membantu tetangganya, India, mencairkan uang tunai kepada publik selama karantian sosial, tetapi India menolak tawaran itu.
Hubungan kedua negara merenggang, dan pasukan mereka secara teratur bertukar tembakan melintasi batas yang disengketakan di wilayah pegunungan Kashmir.
Pusat Pengawasan Ekonomi India yang berbasis di Mumbai menemukan dalam sebuah survei pada April bahwa 84% rumah tangga India melaporkan penurunan pendapatan sejak karantina sosial diberlakukan pada bulan Maret.
Sepertiga dari mereka yang disurvei mengatakan mereka akan kehabisan sumber daya keuangan setelah satu minggu.
Partai pro-Tiongkok Menang Telak dalam Pemilu Maladewa, Menjauh dari India
Manipur di India akan Kembali Gelar Pemilu di 11 Tempat Usai Dilanda Kekerasan
Tuduh Pemilu Dicurangi dan Pajak Dinaikkan, Oposisi Salahkan PM India
"Saya siap menawarkan bantuan & membagikan prog transfer uang kami yang sukses, dipuji secara internasional atas jangkauan & transparansi, dengan India," tulis Khan di Twitter.
Pakistan sudah mentransfer uang tunai kepada 10 juta keluarga yang terkena dampak pandemi virus corona sejak meluncurkan program bantuan pada 1 April. Namun, India menolak tawaran dari Pakistan, tetangganya yang telah bertempur dengan tiga perang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava mencatat bahwa paket stimulus negaranya sama besarnya dengan produk domestik bruto Pakistan.
Kedua negara memberlakukan kuncian pada bulan Maret untuk mengekang penyebaran virus, tetapi Pakistan mencabut batasannya lebih dari sebulan yang lalu sementara India masih memiliki banyak tempat.
Khan dibenarkan mencabut kuncian dengan alasan kesulitan ekonomi yang dihadapi penduduk miskinnya. Dia sering mengutip India sebagai contoh dampak negatif dari penguncian.