Rabu, 10/06/2020 22:31 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) melewat naik ke peringkat 254 dunia dalam QS World University Ranking 2021, yang dirilis pada Rabu (10/6).
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) asal Yogyakarta tersebut menyalip UI yang kini turun peringkat ke posisi ke-305, setelah sebelumnya bercokol di peringkat ke-296.
Sementara itu, tiga PTN Indonesia lainnya juga mengalami kenaikan peringkat, antara lain ITB dari posisi 331 ke ranking 313, Universitas Airlangga dari 651-700 ke 521-530, dan Institut Pertanian Bogor dari 601-650 ke 531-540.
Ada enam kriteria utama penilaian untuk pemeringkatan yang dilakukan oleh QS, yaitu reputasi akademik, reputasi pengguna lulusan, sitasi publikasi per dosen, rasio dosen-mahasiswa, dosen internasional, dan mahasiswa internasional.
MUI DKI Jakarta 2023-2028 Gelar Mukerda Pertama
Mengejutkan! Tom Cruise Breakdance dan Split di Pesta Ulang Tahun Victoria Beckham
Jenius Ciptakan Lirik Lagu, Guru SD Ungkap Taylor Swift Hobi Menulis Puisi
Menanggapi hal tersebut, plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam, mengapresiasi prestasi yang ditorehkan oleh PTN asal Indonesia.
"Meski masa pandemi, produktivitas perguruan tinggi terus meningkat. Banyak PT peringkatnya meloncat, UGM dari 320 tahun lalu menjadi 254 tahun ini, ITB dari 331 ke 313, IPB dari 601 ke 531, ITS dari 801 ke 751," kata Nizam dalam keterangannya pada Rabu (10/6).
"Semoga ke depan terus meningkat dan semakin memberi manfaat untuk masyarakat. Ditjen Dikti akan terus mendorong dan memfasilitasi perguruan tinggi untuk terus meningkatkan mutu dan relevansinya," sambung Nizam.
Selain itu, Nizam juga mengingatkan bahwa peringkat bukan tujuan tetapi merupakan hasil dari peningkatan kinerja pendidikan tinggi, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan berkarya untuk masyarakat luas.
Dengan peringkat yang dicapai perguruan tinggi ini, lanjut Nizam, diharapkan muncul optimisme bahwa Indonesia bisa. Publikasi internasional yang dihasilkan oleh para dosen dan peneliti Indonesia saat ini sudah melampaui semua negara Asean.
"Kita sudah membuktikan perguruan tinggi, saatnya untuk bangkit membangun kemandirian teknologi, dengan cara bersinergi dengan indutri dan masyarakat. Perkawinan massal antara perguruan tinggi dengan dunia industri, dunia kerja, pemerintah, dan masyarakat," tandas Nizam.