Studi: Covid-19 Berasal dari Kelelawar Tapal Kuda

Rabu, 13/05/2020 21:40 WIB

Hong Kong, Jurnas.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Hong kong menemukan bahwa virus corona baru (Covid-19), kemungkinan besar berasal dari kelelawar tapal kuda yang banyak ditemukan di negara Asia, antara lain China, India, Nepal, dan Vietnam.

Temuan ini melanjutkan penelitian sebelumnya setelah ditemukannya spesien kelelawar pembawa virus seperti sindrom pernapasan akut (SARS), dan mirip dengan gejala Covid-19.

"Kelelawar tapal kuda China mungkin benar-benar tuan rumah asli SARS-CoV-2", kata ahli mikrobiologi yang memimpin penelitian ini, Dr Yuen Kwok-yung, dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (13/5).

Studi yang juga dipimpin oleh Asisten Profesor Jane Zhou Jie ini diterbitkan dalam jurnal internasional Nature Medicine pada Rabu ini.

Tetapi Yuen mengatakan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan di alam liar untuk mengkonfirmasi asal virus.

Studi ini dilakukan pada spesies kelelawar karena diketahui sebagai pembawa banyak virus corona terkait. Hewan tersebut diyakini sebagai inang alami virus yang memicu Sars pada 2003, meskipun tidak ada bukti langsung yang dapat ditemukan, karena sejumlah faktor termasuk kesulitan mengakses hewan di alam liar.

Hingga akhirnya, penelitian terbaru berhasil mereplikasi struktur usus kelelawar di lingkungan laboratorium.

Sebelumnya, asal muasal Covid-19 telah memicu pergolakan diplomatik antara Amerika Serikat dan China. Sementara Washington menyalahkan Beijing atas wabah itu, China membalas dengan menyatakan Covid-19 dibawa oleh militer AS di Wuhan, Provinsi Hubei, pada Oktober tahun lalu.

Sementara itu, studi HKU juga menemukan Covid-19 juga menyerang usus pasien selain membahayakan paru-paru mereka.

Para peneliti memeriksa spesimen tinja dari pasien berusia 68 tahun yang mengalami demam, sakit tenggorokan, batuk, dan diare ketika ia dirawat di Rumah Sakit Princess Margaret di Kwai Chung.

Tidak hanya sampel tes positif untuk virus corona, tim berhasil mengisolasi virus dari tinja, yang menunjukkan infeksi ususnya telah terjadi.

Dalam kesempatan terpisah, tim juga menginfeksi virus ke sekelompok sel usus manusia yang ditanam secara buatan di laboratorium.

Nyatanya, replikasi virus dapat menimbulkan gejala gastrointestinal yang ditemukan pada pasien Covid-19, meskipun studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan hubungan.

Tetapi tidak jelas apakah infeksi disebabkan oleh asupan makanan, atau apakah itu reaksi sekunder ketika virus di saluran pernapasan menyebar ke sistem pencernaan.

"Masih tidak mungkin bagi kita untuk menentukan apakah infeksi usus berasal dari makanan yang terkontaminasi virus, dahak ditelan dari saluran pernapasan yang terinfeksi ke saluran pencernaan, atau virus yang tumpah dari saluran pernapasan ke dalam aliran darah yang kemudian pergi ke usus," jelas Yuen.

"Selalu praktikkan kebersihan tangan sebelum makan atau minum," imbuh dia.

TERKINI
Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore