Dedy Mawardi: Dukung Sarinah Disulap Jadi Pasar UMKM

Sabtu, 09/05/2020 14:25 WIB

Jakarta, jurnas.com - Rencana pemerintah merenovasi gedung Sarinah menjadi pusat pemasaran produk lokal UMKM mendapat dukungan penuh dari Seknas Jokowi.

Dukungan ini disampaikan setelah banyak protes yang disampaikan warganet saat gerai siap saji McDonald hendak ditutup.

Sekjen Seknas Jokowi, Dedy Mawardi mengatakan, protes itu terasa aneh karena dilakukan saat Indonesia gencar memperkuat produk lokal dalam negeri. Pihak yang protes itu justru punya gejala cinta pada produk asing.

"Seharusnya kita dukung rencana Menteri BUMN untuk merubah wajah gedung Sarinah itu jadi Indonesia banget," ujar Sekjen Seknas Jokowi Dedy Mawardi yang juga jubir KPN.

Dedy mengingatkan, selama ini jargon pejabat tentang pentingnya meningkatkan produk lokal dari UMKM hanya jalan di tempat. Pada hal beberapa produk lokal seperti kopi dan teh tak kalah kualitas dengan produk luar seperti kopi di gerai McDonald atau starbuck.

Menurut Dedy, ide Menteri BUMN itu momen penting dan staregis untuk dimulainya tindakan konkrit memasarkan produk lokal UMKM dalam negeri secara masif dari gedung Sarinah itu.

"Tak ada alasan tidak mendukung rencana Menteri BUMN itu untuk merubah gedung Sarinah menjadi wajah Indonesia banget dengan memasarkan 100 persen produk nusantara yang brand lokal UMKM”, tegas Dedy di Jakarta, Sabtu (9/05/2020).

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta syarat kepada gerai makanan cepat saji asal amerika McDonalds yang ingin kembali memasarkan produk kulinernya di Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta agar ikut memasarkan produk kuliner nusantara, salah satunya produk kopi Indonesia.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara