Jerman akan Alami Resesi Terburuk 2020

Kamis, 30/04/2020 06:50 WIB

Berlin, Jurnas.com - Pemerintah Jerman memperingatkan bahwa ekonomi negara itu diperkirakan akan mengalami penurunan terbesar dalam sejarahnya tahun ini akibat virus corona (COVID-19).

Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier mengatakan pada Rabu (29/4) bahwa Berlin akan mengalami resesi terburuk dalam sejarah republik federal yang didirikan pada tahun 1949.

Ia mengatakan produk domestik bruto kekuatan Eropa (PDB) diperkirakan akan menyusut dengan rekor 6,3% karena permintaan untuk ekspor menurun secara dramatis dan pembatasan membebani konsumsi domestik.

Dampak resesi yang disebabkan oleh pandemi akan mendorong negara itu ke dalam resesi setelah 10 tahun pertumbuhan. Tahun ini akan menandai kontraksi terbesar sejak otoritas statistik federal Destatis mulai mencatat pada tahun 1970.

Altmaier mengatakan ekonomi dunia secara keseluruhan diperkirakan akan mengarah ke resesi yang disebabkan COVID-19. Dana Moneter Internasional sendiri memprediksi kontraksi di seluruh dunia sebesar 2,8% pada tahun 2020.

Ketakutan akan pekerjaan dan pembatasan COVID-19 membuat toko-toko dan tempat-tempat hiburan tutup akan sangat membebani permintaan di rumah, juga merupakan pukulan terhadap pendorong utama pertumbuhan konsumsi domestik.

Sementara itu, agen tenaga kerja PBB telah memperingatkan bahwa hampir setengah dari tenaga kerja global (1,6 miliar orang,Red) terancam kehilangan mata pencaharaian akibat dampak ekonomi dari pandemi ini.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengatakan, dari total populasi pekerja global 3,3 miliar, sekitar 2 miliar bekerja di ekonomi informal, seringkali dengan kontrak jangka pendek atau wiraswasta, dan menderita keruntuhan 60% dalam upah mereka di bulan pertama krisis.

"Dari jumlah tersebut, 1,6 miliar menghadapi kehilangan mata pencaharian mereka," tambahnya.

Berbicara pada sebuah briefing, Direktur Jenderal Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Guy Ryder, meramalkan akan terjadi kemiskinan berskala besar akibat virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins, lebih dari tiga juta orang sekarang terinfeksi dengan virus corona baru dan sekitar 224.000 lainnya sejauh ini meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia.

Lebih dari satu juta orang - kira-kira sepertiga dari korban global - terinfeksi di Amerika Serikat (AS), menjadikannya negara yang paling terpukul di dunia.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios