Mike Pompeo Desak DK PBB Perpanjang Embargo Senjata Iran

Senin, 27/04/2020 14:24 WIB

Washington, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk memperpanjang embargo senjata konvensionalnya terhadap Iran, yang akan berakhir pada Oktober 2020.

Merujuk pada peluncuran satelit Teheran baru-baru ini, Pompeo mengatakan, Teheran seharusnya tidak diizinkan untuk membeli dan menjual senjata konvensional.

Ia mengatakan, satelit militer pertama Iran yang diluncurkan Rabu lalu menunjukkan bahwa program luar angkasanya, yang diklaim Teheran untuk kepentingan damai (sipil) sebenarnya tidak tidak damai.

Pompeo mengklaim, teknologi yang digunakan untuk meluncurkan satelit itu kompatibel dengan yang digunakan untuk meluncurkan rudal balistik, dengan mengatakan program rudal berbahaya Iran perlu dibatasi.

Mantan Badan Intelijen Pusat (CIA) lebih lanjut menyerukan Uni Eropa untuk memberi sanksi bagi individu dan entitas yang bekerja pada program rudal Iran.

Ia juga mengklaim bahwa mencabut sanksi yang dikenakan pada Republik Islam dapat menimbulkan kekerasan di Timur Tengah.

Penghapusan embargo senjata Iran didasarkan pada kesepakatan nuklir 2015 dengan Teheran dan disahkan DK PBB berdasarkan Resolusi 2231.

Salah satu dalih AS menarik diri dari kesepakatan nuklir, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada 2018 adalah rentang waktu embargo senjata PBB terhadap Iran.

Ukuran tersebut mencakup semua penjualan senjata dan materi terkait ke Iran.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) berhasil meluncurkan satelit militer Iran pertama yang dijuluki Noor-1 di orbit pada 22 April, menggunakan roket yang juga merupakan kendaraan peluncuran tiga tahap pertama di negara itu yang berhasil mengirimkan muatannya.

Noor-1, meskipun satelit homegrown kelima Iran berhasil mencapai luar angkasa, menandai babak baru dalam program luar angkasa negara, mengandalkan teknologi yang dirancang dan dikembangkan di di dalam negeri.

Setelah peluncuran satelit itu, Pompeo mengklaim bahwa Iran perlu bertanggung jawab. Ia mengatakan, peluncuran  itu tidak konsisten dengan resolusi.

Menanggapi pernyataan Pompeo, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, AS maupun dan Eropa tidak berhak mengkuliahi Republik Islam mengenai program misilnya.

"Iran tidak memiliki nuklir atau rudal DIRANCANG agar mampu membawa senjata mengerikan seperti itu," kata Zarif di akun Twitternya pada Jumat (24/4)

Noor-1 adalah satelit serba guna pertama Iran dengan aplikasi di industri pertahanan, di antara area lainnya. Ini juga merupakan satelit Iran pertama dengan umur operasional yang diperkirakan lebih dari satu tahun di orbit Bumi. (Press TV)

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2