Selasa, 07/04/2020 14:50 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) melibatkan alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), untuk menangani virus corona baru (Covid-19) di lingkungan pesantren.
Berada di bawah Tim Santritizer, alumni yang dilibatkan ialah mereka yang memiliki latar belakang pendidikan Kesehatan Masyarakat, Kedokteran, Perawat, dan Apoteker.
Selain diisi oleh alumni kesehatan, tim ini juga terdapat alumni non kesehatan yang memiliki fokus terhadap pesantren, serta pegawai Direktorat PD Pontren.
Pelaksana Tugas Direktur PD Pontren, Imam Safei, menuturkan bahwa Program Santritizer bertujuan mewujudkan pesantren sehat dan pola perilaku sehat masyarakat pesantren serta mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
Legislator Dorong Sekolah dan Universitas Dikelola oleh Satu Kelembagaan
Kemenag Sahkan Widyalaya, "Madrasah" Khusus Agama Hindu
Kemenag Tunda Pengumuman Seleksi PPIH Saudi, Ini Alasannya
"Program ini dikomandoi oleh alumni PBSB bidang kesehatan, terdiri dari kesehatan masyarakat, kedokteran, farmasi, perawat dan didukung juga alumni bidang lainnya," terang Imam di Jakarta, pada Selasa (7/4).
Untuk pendanaan dalam pelaksanaan program Santritizer, lanjut Imam, menggunakan dana atau biaya yang berasal dari anggaran yang ada di Direktorat PD Pontren.
Kasubag TU Direktorat PD Pontren, Abdul Rouf, mengatakan bahwa tahap awal program Santritizer mulai dilaksanakan pada April 2020. Program ini difokuskan untuk 50 pesantren yang berada di zona merah Covid-19 wilayah Jabodetabek.
Menurut Rouf, secara teknis tim Santritizer akan memberikan pelatihan atau penyuluhan pencegahan covid-19 meliputi perilaku hidup sehat, cara pembuatan hand sanitizer, disenfektan, pemakaian masker, dan penggunaan thermal scanner.
Pondok pesantren sasaran Program Santritizer, lanjut Rouf, akan dibentuk gugus tugas yang dipimpin oleh pengurus pesantren, dan menjadi pesantren binaan alumni PBSB untuk memantau keadaan penyebaran Covid-19 di tiap pesantren.