Jum'at, 27/03/2020 10:53 WIB
Teheran, Jurnas.com - Bank Sentral Iran (CBI) menyetujui dana darurat senilai hampir USD5 miliar untuk menawarkan pinjaman murah untuk bisnis yang terkena pandemi virus corona baru.
Dilansir dari Press TV, Gubernur CBI, Abdolnasser Hemmati mengatakan pada Kamis (26/3), CBI akan mulai memberikan pinjaman dalam waktu secepat mungkin. Pinjaman akan ditawarkan sebesar 12%, kata Hemmati, dengan masa pembayaran dua tahun.
Ia mengatakan keputusan itu diambil setelah pertemuan pemerintah tingkat tinggi pada hari sebelumnya tentang langkah-langkah ekonomi yang diperlukan untuk menanggapi pandemi virus di Iran.
Pengumuman itu muncul setelah Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan sebelumnya pada Kamis bahwa pinjaman murah akan tersedia untuk bisnis dan unit manufaktur segera untuk membantu mereka mengatasi dampak pandemi.
Kanada Deteksi Kasus Pertama COVID Varian BA.2.86
Ratusan Ribu Kucing di Siprus Mati Akibat Virus Corona
Semua Negara Disebut Tidak Siap Hadapi Pandemi Berikutnya
Rouhani mengatakan pada pertemuan kabinet bahwa pemerintah akan meminta paket dukungan senilai hampir USD1 miliar dari Iran yang memotong dana kekayaan.
Wakil Presiden Ira,n Es`haq Jahangiri, yang mengetuai komite ekonomi khusus pemerintah tentang coronavirus, mengatakan bahwa pinjaman tersebut dapat mencapai total 1.000 triliun real (6,25 miliar).
Jahangiri mengatakan sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk memberi manfaat bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan yang lain dapat menutupi kebutuhan mendesak di sektor kesehatan.
Keptusan tersebut merupakan langakh pemerintah untuk membantu keluarga yang terkena dampak wabah virus korona baru dan keuangan yang diberikan kepada kementerian kesehatan untuk impor peralatan medis penting dan obat-obatan yang diperlukan untuk melawan virus.
Hampir 30.000 orang Iran telah dites positif terkena virus corona baru, yang dikenal sebagai COVID-19, sejak infeksi tersebut terlihat di negara itu bulan lalu.
Hampir 10.000 telah pulih dari penyakit sementara lebih dari 2.200 pasien telah meninggal, berdasarkan angka terbaru yang diberikan oleh otoritas kesehatan Iran pada hari Kamis.