Ngeri, Virus Corona Bunuh Pejabat Tinggi Iran

Selasa, 03/03/2020 11:38 WIB

Teheran, Jurnas.com - -decoration:none;color:red;">Mohammad Mirmohammadi, anggota dewan yang menasehati pemimpin tertinggi Iran meninggal pada Senin (2/3). Ia meninggal setelah berjuang melawan virus corona.

Kematian anggota Dewan Kemanusiaan Iran, Mirmohammadi, meninggal ketika Iran mengumumkan virus itu sudah menewaskan 66 orang di antara 1.501 kasus yang dikonfirmasi di negara itu.

Dalam dua hari, jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat lebih dari dua kali lipat, menunjukkan krisis yang semakin meluas saat Iran mengatakan sedang bersiap untuk memobilisasi 300.000 tentara dan sukarelawan untuk menghadapi virus tersebut.

Dilansir dari Arab News, Negeri Para Mullah itu memiliki jumlah kematian tertinggi di dunia setelah China, yang merupakan pusat virus yang disebut COVID-19.

Di seluruh -decoration:none;color:red;">Timur Tengah, ada lebih dari 1.680 kasus virus corona baru, termasuk Iran. Sebagian besar kasus yang menular di -decoration:none;color:red;">Timur Tengah disebut berasal dari Iran.

Para ahli khawatir persentase kematian Iran untuk infeksi, sekarang sekitar 4,4%, jauh lebih tinggi daripada negara lain, menunjukkan jumlah infeksi di Iran mungkin jauh lebih tinggi daripada angka saat ini menunjukkan.

Mirmohammadi meninggal di rumah sakit di Teheran utara karena virus itu. Pria yang berusia 71 tahun itu sebelumnya menjabat sebagai kepala kepresidenan di bawah mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan Ali Khamenei, sekarang pemimpin tertinggi negara itu.

Sang Ibuda Mirmohammadi juga dikabarkan meninggal akibat virus corona.

Dewan Kemanfaatan menyarankan pemimpin tertinggi, serta menyelesaikan perselisihan antara parlemen dan Dewan Wali, pengawas konstitusi Iran yang juga mengawasi pemilihan negara.

Dewan beranggotakan 45 orang, yang juga termasuk mantan Presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad dan pejabat dekat Khamenei, terakhir bertemu pada Februari dengan Mirmohammadi.

Pejabat Iran saat ini yang terjangkit virus corona adalah Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar, lebih dikenal sebagai "Suster Mary," juru bicara berbahasa Inggris untuk para siswa yang merebut Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979 dan memicu krisis sandera selama 444 hari.

Selain itu, Iraj Harirchi, kepala satuan tugas pemerintah Iran pada virus corona yang mencoba mengecilkan virus sebelum jatuh sakit. (Arab News)

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih