Senin, 02/03/2020 15:30 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Kepala intelijen Mesir Abbas Kamel telah memulai tur resmi di sekitar sejumlah negara Arab, dengan tujuan untuk menandatangani perjanjian keamanan tentang “melawan pengaruh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang berkembang di wilayah tersebut.
Dilansir Middleeastmonitor, media lokal mengutip sumber-sumber intelijen yang mengatakan bahwa tentara Mesir mundur dari Libya, dan itu menekan Turki untuk menarik kembali pengaruhnya di Afrika Utara.
Dalam beberapa minggu terakhir, Kamel mengunjungi Sudan, Aljazair dan Maroko. Di Sudan, ia membahas akan mengirim lebih banyak pejuang Sudan ke Libya.
Pemerintah Aljazair, yang dipimpin oleh presiden barunya Abdelmadjid Tebboune, baru-baru ini dilaporkan telah meningkatkan peringatan tentang situasi Libya.
Mesir Bantah Lakukan Pelanggaran HAM
Mesir Siap Dukung Penyelenggaraan Pemilu Libya
Mesir Kembali Buka Wisata Makam Kuno untuk Turis
Sementara itu, pada 5 Februari, menteri luar negeri Libya Sabri Bogadom bertemu dengan komandan Libya Khalifa Haftar untuk membahas krisis negara tersebut.
Kamel membahas "hubungan persahabatan Ankara dengan gerakan Islam Maroko, Justice and Charity." Kamel belum mengunjungi Tunisia.
Hubungan dengan Turki baru-baru ini tegang setelah Ankara mengatakan akan mendirikan pangkalan militer untuk mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli yang dipimpin oleh Fayez Al-Sarraj.
Pada 7 November, Ankara dan GNA mencapai dua nota kesepahaman terpisah (MoU), satu tentang kerja sama militer dan yang lainnya tentang batas-batas negara maritim di Mediterania Timur.
Keyword : Keamanan ArabPemerintah MesirRezim Turki