Dua Tentara Turki tewas dalam Serangan Udara di Idlib

Kamis, 27/02/2020 07:20 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertahanan Nasional melaporkan bahwa dua tentara Turki tewas dalam serangan oleh pasukan rezim Assad di Idlib, Suriah barat laut, Kamis (27/02) waktu setempat.

"Turki membalas serangan itu dengan kekuatan penuh dan 114 target rezim dihantam dan dihancurkan," kata kementerian itu dalam serangkaian tweet dilansir Middleeastmonitor, Kamis (27/02).

Menurut berbagai sumber di wilayah itu, tiga tank disita dan sistem rudal pertahanan udara serta satu senjata anti-pesawat Zu-23 serta kendaraan lain dihancurkan.

Suriah telah terperosok dalam perang saudara yang ganas sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi.

Sejak itu, ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi, menurut angka PBB.

Idlib, dekat perbatasan selatan Turki, berada dalam zona de-eskalasi yang diatur dalam kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018.

Namun rezim Suriah dan sekutunya, secara konsisten telah melanggar ketentuan gencatan senjata, meluncurkan serangan yang sering di dalam wilayah, di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Zona de-eskalasi saat ini menjadi rumah bagi sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dalam beberapa tahun terakhir oleh pasukan rezim di seluruh negara yang dilanda perang.

Sekitar 1 juta pengungsi Idlib telah bergerak menuju perbatasan Turki dalam beberapa bulan terakhir, melarikan diri dari serangan oleh rezim Assad dan sekutunya, yang menyebabkan situasi kemanusiaan yang putus asa.

Turki menyerukan penghentian segera serangan terhadap Idlib dan agar gencatan senjata diikuti, memperingatkan bahwa jika serangan tidak berhenti, Turki akan bertindak.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara