Sekjen DPR: Asap Mengepul Akibat Aerosol Eror

Senin, 24/02/2020 15:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Sekjen DPR RI Indra Iskandar menjelaskan penyebab asap mengepul hingga alarm kebakaran berdering di Nusantara III Gedung DPR.

Menurutnya, kepulan asap yang menyebabkan alarm kebakaran berdering dikarenakan sistem aerosol yang eror. Sehingga sistem itu di beberapa titik membuka dan mengeluarkan asap yang biasanya digunakan pada saat kebakaran.

Menurutnya, sistem pemadam kebakaran dengan menggunakan aerosol tersebut sudah dipasang hampir semua ruangan yang dikelola oleh DPR.

"Jadi saya perlu meluruskan kepada teman-teman pers bahwa yang terjadi adalah satu sistem yang error. Sehingga menyebabkan sentra pengumpulan asap yang sangat banyak sekali, kalau dilihat dari luar, karena asap itu keluar dari beberapa titik, termasuk lewat tangga, sehingga terkesan ada sesuatu yang terbakar," kata Indra, saat jumpa pers, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/2).

Kata Indra, sistem ini memang didesain sangat sensitif, karena itu untuk memastikan segala sesuatu yang ada itu benar-benar tertangani dengan baik.

"Di koridor lantai 2 itu, tadi sekitar hampir sejam lalu, 30 menit lalu aerosol itu berfungsi tanpa ada sebab yang jelas, sekarang ini teman-teman dari pemadam kebakaran, sedang meneliti dan mengevaluasi apa saja yang menyebabkan aerosol itu sistem terbuka," terangnya.

Saat ini, kata Indra, sistem aeroso itu sudah membaik dan tidak ada kerusakan apapun. Selain itu, tidak ada korban akibat sistem error tersebut.

"Tapi sebagai sebuah prosedur teman-teman dari pemadam kebakaran tetap melihat, membuka semua titik-titik yang eror tadi untuk mematikan sistem ini kenapa sampai terpicu sesuatu, sehingga mengeluarkan asap," kata Indra.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara