Dalam Bingkai Pancasila, Aspirasi Islam jadi Perhatian

Rabu, 19/02/2020 21:38 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani menyampaikan komitmen DPR terhadap persoalan agama dihadapan para alim ulama.

Menurutnya, pelayanan urusan agama harus menjamin pemenuhan hak setiap warga negara untuk beribadat menurut agamanya. Sehingga memperteguh toleransi ke-agamaan, sebagai praktek ber-Tuhan secara berkebudayaan dengan mengesampingkan egoisme agama.

"Pembangan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan," kata Puan.

“DPR RI yang saya pimpin senantiasa bersedia untuk bersinergi dan berbagi peran dengan Majelis Ulama Indonesia dalam menciptakan Islam yang Rahmatan Lil Alamin untuk memperkokoh persatuan nasional bangsa Indonesia agar tujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat segera diwujudkan," tambah Puan.

Puan berharap, MUI membantu meluruskan pandangan-pandangan dan sikap sebagian dari masyarakat yang berbeda dengan pandangan dan sikap para pendiri bangsa tentang Pancasila.

Menurutnya, Pancasila mengandung unsur keislaman dan kebangsaan laksana dua rel kereta api yang jika keduanya berdampingan dengan kokoh akan dapat mengantarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang majemuk sampai kepada tujuannya yaitu suatu tatanan masyarakat adil dan makmur serta bahagia lahir batin melalui pembangunan spritual dan material secara seimbang.

“Sebagai wadah berhimpun ormas-ormas Islam dan para cendekiawan Islam, MUI  memiliki peran yang amat strategis untuk menyi’arkan dakwah Islam yang wasathiyah dan moderat,” ujar Puan.

Perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI ini menegaskan, kebijakan-kebijakan politiknya sudah pasti akan memperhatikan nilai-nilai dan kepentingan Islam.

“Namun harus tetap dalam bingkai Pancasila dan NKRI. Itulah komitmen ideologis yang menjadi pegangan dan cita-cita perjuangan politik saya,” tegas Puan yang disambut tepuk tangan peserta rapat pleno.

Menurut Puan, pandangan politiknya terbentuk karena latar belakang keluarganya yang akrab dengan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

“Berada di lingkungan para alim ulama dan cendekiawan Islam, sebenarnya saya merasa tidak asing lagi karena latar belakang keluarga saya yang berasal dari keluarga muslim yang aktif dalam organisasi kemasyarakatan Islam," terangnya.

Puan bercerita latar belakang kakeknya, Soekarno, yang berguru kepada tokoh-tokoh muslim seperti Haji Oemar Said, dan tokoh Persatuan Islam (Persis) KH. Ahmad Hasan meskipun menjadi kader dan pengurus Muhamadiyah.

“Begitu pula Nenek saya Ibu Fatmawati yang berasal dari keluarga Muhammadiyah dan pernah memimpin organisasi perempuan Muhammadiyah yakni Aisyiyah," katanya.

Puan juga menyinggung  ayahnya, Almarhum H. Muhammad Taufiq Kiemas, yang berasal dari latar belakang keluarga tokoh Masyumi.

“Kakek dari ayah saya bernama Bapak Tjik Agus Kiemas, beliau seorang purnawirawan perwira TNI AD yang kemudian menjadi tokoh Partai Masyumi yang merupakan partai politik Islam yang pernah berjaya di masa itu," ujar Puan.

Sekjen Dewan Pertimbangan MUI Prof. Dr. Haji Noor Achmad meminta Puan melanjutkan peran dan cita-cita almarhum ayahnya untuk  merekatkan kelompok Islam dan Nasionalis. Ia berharap ketua DPR hadir dalam  Kongres Umat Islam yang rencananya akan dilangsungkan pada akhir Pebruari ini di Bangka Belitung.

“Kami berharap Mbak Puan hadir bersama partai-partai yang ada di DPR supaya ada silaturahim partai-partai dengan umat Islam seperti pesan almarhum pak Taufiq Kiemas,” ungkap Sekjen Dewan Pertimbangan MUI.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih