Minggu, 16/02/2020 09:01 WIB
Washington, Jurnas.com - Otoritas Amerika Serikat (AS) memungkinkan maskapai penerbangan di negara itu untuk melanjutkan terbang melalui wilayah udara selatan Iran sekarang karena ketegangan antara kedua negara sudah mereda.
Administrasi Penerbangan Federal AS pada Sabtu (15/2) mengatakan, penerbangan dapat dilanjutkan di sebagian besar Teluk Persia dan Laut Oman, setelah sampai pada kesimpulan bahwa permusuhan di wilayah tersebut telah menurun.
Badan pengawas penerbangan memberlakukan larangan memasuki bagian wilayah udara di atas Irak, Iran, dan Teluk Persia pada awal Januari ketika ketegangan meningkat antara Teheran dan Washington atas sejumlah insiden yang bahkan meningkatkan prospek perang di wilayah tersebut.
Pilot dan operator diinstruksikan untuk menghindari wilayah tersebut karena ada risiko pesawat sipil dapat dikacaukan dengan pesawat militer yang beroperasi di daerah tersebut.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Kekhawatiran tentang keamanan penerbangan semakin mengerikan pada 8 Januari ketika Iran secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina yang terbang dari Teheran ke Kiev.
Semua 176 orang di dalamnya tewas dalam insiden yang terjadi beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal balistik di dua pangkalan militer AS di Irak.
Serangan rudal itu terjadi sebagai tanggapan terhadap serangan udara AS pada awal Januari yang menewaskan seorang komandan militer Iran bersama beberapa personil militer Iran dan Irak.
Iran bertanggung jawab penuh atas jatuhnya Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines, mengatakan akan melakukan yang terbaik untuk mengklarifikasi keadaan di sekitar insiden tersebut.
Badan penerbangan di Eropa serta maskapai besar di seluruh dunia telah menghapus larangan penerbangan melalui wilayah udara Iran dan Irak.