Akiong Lebih `Kakap` Dibanding Freedy Budiman

Sabtu, 06/08/2016 22:54 WIB

Jakarta - Fakta tentang gembong narkoba di Indonesia sedikit demi sedikit terkuak ke publik. Freddy Budiman yang selama ini disebut sebagai bandar kelas kakap ternyata masih punya atasan yang lebih kakap lagi.

Setelah Koordinator KontraS Haris Azhar membeberkan kesaksian terpidana mati narkoba Freddy Budiman, kini giliran Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mengungkap gembong `super kakap` narkoba yang disebut sebagai atasan Freddy Budiman.

Salah satu bandar besar itu adalah Akiong alias Chandra Halim yang kini telah mendekam di LP Cipinang.

"Akiong itu penyandang dananya Freddy. Kalau cuman Freddy terlalu gampang lah itu masih kelas kacang," kata Kabag Humas BNN Slamet Pribada di Jakarta, Sabtu (6/8/2016).

Sepak terjang Akiong dalam peredaran barang haram narkoba sempat diungkapkan oleh Mantan Deputi Pemberantasan BNN, Irjen (Purn) Benny Mamoto. Dia menyebut Freddy adalah bawahan Akiong dalam menjalankan bisnis narkoba di Indonesia.

Fakta ini terkuak ketika penangkapan 1,4 juta pil ekstasi di mana Akiong sebagai aktor utama sedangkan Freddy sebagai bawahan. Akiong diketahui mendatangkan barang haram itu langsung dari China.

"Akiong punya link langsung ke sana (China). Dia kirim orang ke Lapas untuk nego kalau dilihat isi dari pengakuan Freddy itu," tandasnya.

Pernyataan dari BNN ini cukup mengejutkan. Sebab sebelumnya instansi Polri, TNI, dan BNN melaporkan Haris Azhar ke Bareskrim Polri karena `bernyanyi` tentang kesaksian Freddy Budiman. Haris dilaporkan dengan pasal pencemaran nama baik

Haris diketahui mengedarkan pengakuan Freddy Budiman lewat jejaring sosial media. Pengakuan Freddy itu berisi tentang liku-liku gembong narkoba mengendalikan bisnisnya yang diduga melibatkan oknum pejabat kepolisian dan TNI.
 

TERKINI
Sekjen DPR Imbau Pegawai Setjen Optimalkan Fasilitas Taspen dan Tapera Siap Laksanakan Topping Off, Duta Indah Starhub Sediakan Promo Menarik DIDIMAX Adakan Kembali Literasi Investasi di Pasar Emas dan Forex DPR Minta Pemerintah Maksimalkan Dukungan IAEA untuk Pembangunan PLTN di Indonesia