Kamis, 30/01/2020 09:19 WIB
Yerusalem, Jurnas.com - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dengan tegas menolak rencana perdamaian konspirasi Washington untuk konflik Israel-Palestina.
Abbas memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bahwa hak-hak rakyat Palestina bukan untuk dijual.
"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan berlalu," kata Abbas dalam pidato yang disiarkan televisi di Tepi Barat yang diduduki.
Abbas dengan tegas mengatakan bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah menerima proposal Trump.
AS dan Arab Saudi Hampir Capai Kesepakatan Mengenai Pakta Keamanan
Di Bawah Tekanan Politik, Biden Akhirnya Bersuara soal Protes mahasiswa Pro Palestina di AS
Turki Hentikan Semua Transaksi Ekspor dan Impor dengan Israel
"Apa yang harus saya tunggu? Jika Yerusalem bukan bagian dari itu (sebuah negara Palestina) akankah kita menerima sebuah Negara tanpa Yerusalem? Anak Palestina, Muslim atau Kristen menerima ini. Karena itu, kami memberi tahu mereka sejak awal, Tidak! "
Pernyataan Abbas di Ramallah datang setelah melakukan pertemuan dengan faksi-faksi Palestina termasuk gerakan perlawanan Fatah dan Hamas, yang keduanya menolak rencana tersebut.
Hamas mengatakan akan menghadapi proposal Trump yang agresif dan menuduhnya berbicara omong kosong tentang Yerusalem al-Quds.
"Ini adalah tanah kami dan ini adalah modal kami, kami tidak akan menerima alternatif apa pun, kami tidak akan menerima hanya sebagian saja atau sebagian darinya," kata anggota senior biro politik Hamas, Khalil al-Hayya.
"Yerusalem adalah ibu kota Palestina dan kami tidak peduli dengan Trump. Yerusalem akan tetap menjadi milik kami semua gerejanya, masjid al-Aqsa dan semua situs suci," sambungnya.