Kanada Khawatir Muncul Sentimen Anti-China gegara Corona

Rabu, 29/01/2020 11:50 WIB

Toronto, Jurnas.com - Wabah virus corona di Kanada dikhawatirkan dapat memunculkan sentimen anti-China di negara tersebut, setelah tiga orang dilaporkan terinfeksi virus mematikan tersebut.

Pasalnya, wabah ini membawa nostalgia pada epidemi virus SARS yang pernah menewaskan puluhan orang di daerah Toronto pada awal 2000-an.

Lebih dari 9.000 orang menandatangani petisi yang mendesak salah satu dewan sekolah menjaga anak-anak, yang anggota keluarganya baru kembali dari China untuk keluar dari ruang kelas. Sementara sejumlah bisnis di Pecinan Toronto mengalami penurunan omset.

SARS, atau Sindrom Pernafasan Akut Parah, menewaskan 44 orang di wilayah Toronto, yang menyebabkan ketakutan meluas dan menjadikan Kanada menjadi satu-satunya negara di luar Asia yang melaporkan kematian akibat virus itu pada 2002-2003.

"Ini persis seperti apa yang terjadi selama SARS," kata Amy Go, Presiden Interim Dewan Nasional China Kanada untuk Keadilan Sosial dikutip dari Reuters pada Rabu (29/1).

"Kami benar-benar harus memeriksa bahwa kami tidak diliputi oleh ketakutan yang tidak rasional dan kepanikan yang tidak rasional," lanjut dia.

Dewan Sekolah Wilayah York menanggapi petisi dengan mengatakan bahwa mereka memahami para siswa dan keluarga mengalami kecemasan. Tapi diperingatkan pula siapapun dapat tertular dan menularkan virus tersebut.

"Situasi ini sayangnya dapat menimbulkan diskriminasi berdasarkan persepsi, stereotip dan kebencian," kata dewan tersebut.

Menteri Kesehatan Patty Hajdu pada Selasa (28/1) kemarin mengatakan ada risiko warga China akan menjadi target diskriminasi karena asal usul virus dari Wuhan, Provinsi Hubei. Walhasil, kondisi tersebut dapat merugikan bisnis mereka jika orang menghindar karena takut.

TERKINI
Rusia Gunakan Hampir 70 Bom Udara, Ukraina Hanya Bisa Mengusir dengan Jatuhkan 13 Drone Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina Tersangka Gembong Kejahatan Dunia Maya asal Rusia Hadapi Persidangan di California Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan